Realisasi dalam Mendidik dengan Cinta

Oleh Aep Saefulloh, S.Pd., M.Pd.I

“Merealisasikan pendidikan dengan cinta butuh konsentrasi dan keuletan karena ditengah jalan pasti ada kendala yang berarti, untuk itu butuh pola dan rencana matang”

Merealisasikan pendidikan dengan cinta sangatlah tidak mudah melainkan butuh konsetrasi dan keuletan karena ditengah jalan pasti ada kendala yang berarti, untuk itu butuh pola dan rencana matang.
Penulis Alhamdulillah sebagai pendidik di SMA Al Muttaqin sedari awal mengabdikan diri sampai sekarang, diusianya yang tidak muda lagi SMA Al Muttaqin telah memasuki usia 17 tahun terus melakukan kreasi, inovasi dan akselerasi menuju kemajuan, dalam tulisan sederhana ini menawarkan solusi anternatif dalam merealisasikan Pendidikan dengan cinta, antara lain:
a. Strategi pendidik berbasis pengalaman
Pengalaman menarik dalam Pendidikan reguler yang di dalamnya ada peserta didik berkebutuhan khusus, strategi yang diterapkan adalah sebagaimana pada poin pembahasan nomor 3 bahasan di atas, semuanya dibuktikan dalam pembelajaran, di SMA Al Muttaqin ada siswa yang berkebutuhan khusus tapi belum ada tenaga pendidik khusus (mudah-mudahan dengan penanganan yang sedang berlangsung) dapat bantuan tenaga khusus dari pemerintah.
Alhamdulillah dengan metode yang bervariasi terus dilakukan dan diupayakan dengan maksimal oleh seluruh pendidik yang ada, Kami yakin mereka mendidik dengan cinta dan penuh kasih saying sehingga dapat membuahkan hasil yang menggembirakan.
Bersyukur kepada Yang Maha Kuasa dengan pendekatan yang dilakukan dengan berbasis cinta, progres peserta didik tersebut berkembang signifikan, di antaranya pada bidang:
1. Logis matematis bisa mengikuti meski tidak sehebat peserta didik yang lainnya,
2. Daya ingat menghafal Al Quran relatif bagus bila dibanding dengan reguler lainnya,
3. Mengikuti pelajaran Bahasa Arab juga bisa, tapi harus telaten dan pendekatan yang baik dan pendidik harus sering mengalah (realisasi cinta) yaitu dengan cara, pendidik yang mendekati ke mejanya atau sebaliknya dia dipanggil ke meja pendidik, dengan pendekatan seperti itu akhirnya dia nyaman dan keingintahuannya meningkat,
4. Membuat pendidik kagum, karena peserta didik yang spesial ini terus membuktikan talenta terpendamnya yaitu menggambar berbagai macam bentuk mobil besar baik mobil bus, truk maupun kontainer dia bisa menggambarnya dengan bagus dan bermacam-macam, hasil karyanya akan ditampilkan dalam lampiran buku ini,
5. Mengenai cita-cita kedepannya peserta didik spesial ini ingin menjadi chef terkenal, dan ini sejalan dengan jawaban seorang guru alumni UPI Bandung, bahwa cita-cita tersebut bisa terwujud.
b. Membentuk Tim Pasukan Cinta
SMA Al Muttaqin mempunyai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang tugas pokok aksinya yaitu membantu Kepala Sekolah dalam mewadahi dan mengayomi seluruh kegiatan organisasi kesiswaan yang ada seperti OSIS, MPK, Pramuka, Rohani Islam yang itu semua lengkap dengan para pembinanya termasuk Tim Keshalehan putra dan putri, juga Bimbingan dan Konseling (BK) yang disebut Ruang Cinta.
Bisa dibilang banyak kegiatan kesiswaan itu, dengan tujuan semakin banyak kegiatan organisasi maka akan semakin banyak pula kegiatan-kegiatan peserta didik yang terlibat dalam kegiatan positif hal ini sering diucap ulang oleh kepala sekolah berprestasi tingkat nasional Drs. Jenal Al Purkon, M.Pd., hal ini guna membentengi sikap-sikap yang mengarah kepada hal negatif, maka dalam lembaga pendidikan mutlak harus ada.
Membentuk pasukan cinta dengan tim keshalehan merupakan upaya untuk memperkuat dimensi spiritual mereka sekaligus dengan dimensi sosialnya, karena di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang positif untuk dilakukan secara simultan, kegiatannya antara lain :
1. Mengadakan kajian rutin seperti tadarus Al Quran, tafakur alam dan lain-lain;
2. Mengadakan Malam Bina Iman Taqwa (MABIT) dengan seluruh siswa, Rihlah Uluhiyah Mabit antar Organisasi (RUMAOS);
3. Ramadlan Ceria Bersama Rohis;
4. Jumat Berkah yaitu membagikan nasi bungkus kepada para tukang beca, masyarakat sekitar dan lain-lain;
5. Bedah Rumah, dengan cara merenovasi rumah warga yang tidak layak huni bekerjasama dengan bapak RT dan lingkungan sekitar.

Alhamdulillah sudah empat rumah yang dibedah atau direnovasi, saya sangat kagum dan sesekali meneteskan air mata, betapa tidak, sebab seusia mereka yang harusnya belajar nyaman di ruangan kelas ber ac tapi saat bedah rumah, mereka nampak kompak dan semangat ternyata bukan saya saja yang seperti itu, Pak RT pun sama nangis kagum dengan semagat mereka dalam berbagi baik materi maupun immateri termasuk mereka yang mencurahkan bantuannya dengan tenaga.
Puji syukur kepada Yang Maha Kuasa, bahwa kegiatan ini murni kegiatan siswa yang berefek bukan hanya kepada dirinya secara spiritual, namun dapat berefek bagi lapisan masyarakat secara sosial, diharapkan kegiatan dari pasukan cinta atau tim keshalehan ini dapat terus dilaksanakan secara simultan dan juga bisa terus melakukan fatabiqul khairat kapan dan di mana saja mereka berada.
c. Membuka Ruang Cinta
Ruang cinta sengaja dibuat sebagai model untuk menggali potensi diri peserta didik, tidak semua peserta didik mampu dan berani mengutarakan keinginan masa depannya, curahan isi hatinya dan lain sebagainya kepada sembarang orang, bisa jadi mereka hanya berani kepada orang yang nyaman dan bisa dipercaya.
Membuka ruang cinta istilah ini digunakan dengan tujuan bahwa yang masuk ke ruangan ini bukan hanya yang “bermasalah” melainkan siapa saja yang ingin berkomunikasi baik peserta didik laki-laki maupun peserta didik perempuan ke ruang curhat ini untuk menbedah wawasan individu demi masa depan, padahal ruangan ini hanya menyulap ruang Bimbingan Konseling (BK) menjadi tempat atau ruang komunikasi yang bersangkutan untuk mengeluarkan isi hati mereka. Dengan demikian supaya tempat ini gampang diingat dan mudah dijumpai maka istilahnya diganti bukan lagi guru BK melainkan guru penerima ruang curhat.
Guru BK (Bimbingan Konseling) tentu saja tidak asing dikalangan peserta didik SMA. Dari sini mulai guru BK istilahnya diganti menjadi guru penerima curhat, maka nantinya guru penerima curhat (GPC) memiliki hal baik dan buruk dibenak masing-masing peserta didik. Jadi nanti GPC ini sudah barang tentu akan dikunjungi oleh peserta didik yang ingin mengetahui jati dirinya atau sebaliknya GPC ini dipaksa menerima kunjungan peserta didik yang punya kesalahan dalam menjalankan roda tata tertib di sekolah. Kita coba kikis bahwa ruang ini jangan terkesan untuk orang-orang pintar juga bukan untuk orang-orang atau peserta didik yang bermasalah, sehingga diharapkan ruang cinta dan GPC ini akan dirasakan oleh peserta didik baik yang punya prestasi maupun belum punya prestasi.
Hal yang baik tentu bisaanya akan dirasakan dikalangan para siswa yang berprestasi, seperti memenangkan lomba olimpiade, lomba pidato bahkan liga olahraga. Meski kelihatanya berbeda dengan hal buruk yang dirasakan oleh para siswa yang bandel apalagi yang sudah dihafal betul oleh GPC, misalnya seperti langgangan terlambat, bolos jam pelajaran dan tukang bikin ribut kelas. Namun jangan salah, meski memiliki kenangan yang berbeda berikut ini beberapa alasan mengapa guru BK sama dengan GPC digemari para peserta didik, maka beberapa istilah ini semoga masuk ke benak para peserta didik, dan akhirnya semuanya semangat untuk menerima GPC. Berikut tugas GPC menjadi istilah baru antara lain :
1. Guru PC sebagai motivator
Guru penerima curhat sudah bisa menjadi motivator dan memberikan cerita-cerita inspiratif bagi peserta didik yang nantinya akan membuat mereka intropeksi diri atas kesalahan-kesalahanya, sehingga bisa bangkit dan terinspirasi menuju sukses masa depan.
2. Guru PC biasanya tekun dan sabar
Alasan ini memang tidak dirasakan di semua sekolah, tapi hal ini membuat guru penerima curhat makin banyak digemari karena tekun, sabar dan penuh optimisme. Tentu ketiga itu kriteria yang pas untuk jadi guru idola dan guru panutan.
3. Guru PC sebagai tempat curahan hati alias curhat
Alasan ini memang sudah banyak dilakukan para siswa apalagi dikalangan remaja perempuan. Bahkan sudah menjadi kerjaan sampingan para guru PC, masalah yang dicurahkan bisaanya mengenai masalah “cinta”, masalah asmara, masalah keluarga, masalah teman ataupun konsultasi universitas, memang menjadi guru penerima curhatan peserta didiknya, akhirnya mereka merasa nyaman dan total untuk mengutarakan hakikat isi hatinya yang mereka inginkan dengan cara memilah serta menempatkan plus memposisikan mana yang sifatnya emergensi mana yang bisaa. Secara spesifik GPC tidak masuk kelas, ketika guru penerima curhat tidak masuk kelas bukan hal yang baru bagi para peserta didik, karena guru PC memiliki banyak tugas di lingkup sekolah, terutama mengurus masalah anak yang langganan masuk ruang tersebut.
4. Guru PC gudangnya informasi
Guru penerima curhat ini mempunyai ribuan informasi dan layak disebut gudang informasi, karena para siswa tidak usah merasa ragu lagi untuk melakukan komunikasi, karena tugasnya yang bersangkutan menerima keluhan, memberi motivasi untuk menghartarkan peserta didik ke jenjang pendidikan berikutnya, sehingga peserta didik akan merasa nyaman dan optimis untuk kemajuan diri dan keluarganya di masa yang akan datang.
Keempat tugas guru penerima curhat ini mudah-mudahan bermanfaat dan dapat diadaptasi oleh para pelaku pendidikan guna membina dan mendidik sekaligus menghantarkan kepada kesuksesan kelak empat atau lima tahun kedepan.