Menjaga Cita Rasa Mutu Guru Al Muttaqin

Tekad menjadi sekolah unggul dan terdepan telah menjadi blue print SMA Al Muttaqin sejak lahir di tahun 2003. Salah satu modal yang dimilikinya adalah SDM guru

Visi sebuah sekolah ibarat sebuah mimpi. Maka untuk mewujudkanya banyak komponen yang terlibat. Tak hanya sistem yang kuat, tetapi juga faktor mutu SDM sangatlah menentukan. Guna menjaga mutu SDM guru, LPI Al Muttaqin sebagai institusi yang membawahkan unit pendidikan SMA, memiliki formulasi tersendiri dalam rekrutmen guru. Paling tidak ada lima tahap test bagi seseorang yang ingin menjadi guru di SMA Al Muttaqin. Pertama seleksi administasi. Pada tahap ini dijaga ketat sumber masukan para calon guru. Satu diantaranya adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) hingga linearisasi jurusan kuliah dengan mapel yang akan diampu. Hanya yang lolos seleksi admin saja yang akan dipanggil ikut test. Kedua, test tulis. Pada test tulis ini seorang calon guru diuji kemampuan kognitifnya. Ada sejumlah mata uji yakni, TPA, Test Pedagogik/Keguruan, PAI, dan keilmuan mata pelajaran yang akan diampu calon guru. Pada umumnya, pada seleksi ini hanya diambil 10% dari pelamar atau sesuai kuota. Sehingga pada tahap ini, juga terdapat sejumlah calon guru yang gugur dan tidak bisa melangkah ke tahap berikutnya. Ketiga, Test Simulasi menggajar. Calon guru yang lolos tahap kedua, harus mempersiapkan diri dalam tahap simulasi. Tahap ini diuji kemampuan membuat perangkat akademik berupa RPP dan pemahamahan silabus, selanjutnya praktik mengajar. Pada tahap ketiga ini, kualitas guru dalam menguasai forum kelas, pendekatan pemahaman karakteristik siswa akan diuji. Termasuk di dalamnnya adalah pemahaman kemampuan menguasai bidang keilmuan. Tak sedikit seorang guru bagus di metode, lemah di penguasaan bidang keilmuan. Atau sebaliknya. Kuat dikeilmuan, lemah di metode. Selesai tahap simulasi, maka dilaksanakan tahap wawancara yang hanya diikuti guru lulus test simulasi mengajar. Pada tahap ini digali komitmen dan orientasi menjadi seorang guru. Tahap kelima, terakhir kontrak komitmen menjadi seoang guru di Al Muttaqin. Kesiapan mengikuti prosedur dan etika tata karma kehidupan social warga Al muttaqin. Dengan prosedur seperti itu, maka paling tidak komitmen menjaga mutu guru SMA Al Muttaqin bisa terajaga. Ini adalah sebuah proses awal membangun kualitas sekolah dari sumber guru. Dengan rekrutmen guru yang selektif, maka membangun visi sekolah yang futuristic akan lebih membumi. Sebab, sedari awal guru yang terekrut memiliki saringan kualitas dan komitmen.

Jika rekuitmen kualitas ada lima tahap untuk menjaga mutu guru, maka citarasa menjaga kualitas mutu juga dilakukan ketika telah menjalani dan menjalankan sistem KBM. Satu diantaranya adalah pengajian rutin dan supervisi akademik guru. Supervisi menjadi kegiatan barometer evaluasi lapangan bagi setiap guru dalam menjalankan aktivitas KBM nya. Tak hanya itu, juga terdapat raport kinerja guru. Penilaiannya mencakup beragam aspek kinerja guru. Dari kemampuan professional, pedagogik, hingga sosial. Semuanya terekam. Dibagikan setiap semester layaknya siswa menerima rapor semesteran. Bedanya, raport guru  bulan pembagiannya yang mengikuti jadwal supervisi. Dengan upaya seperti itu, diharapkan cita visi sekolah unggul terbangun dari membangun komitmen menjaga cita rasa mutu guru. *** (AMQ 02)

Comments are closed.