
Siswa SMA Al Muttaqin Fullday School Kota Tasikmalaya, kembali unjuk gigi dalam Lomba Debat Bahasa Indonesia tingkat Jawa Barat. Selain mendapat juara tim, juga terpilih sebagai the best speaker.
“Alhamdulillah, tahun ini kami mampu mempersembahkan yang terbaik bagi Kota Tasikmalaya ajang Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat SMA se-Jawa Barat, Delegasi Kota Tasikmalaya yang diwakili Khoerunnisa Indhi Nurjannah dan Silmi kaffah dari SMA Al Muttaqin, dan Jupi Supriatna dari SMAN 5 Tasikmalaya, mampu menyabet medali perak,” tandas Elis Nurkamillah, S.Pd. Pembimbing tim Kota Tasikmalaya.
Hal membanggakan, kata Elis, Khoerunnisa Indhi Nurjannah mampu menjadi salah satu the best speaker. “Ini merupakan tradisi yang dikuir SMA Al Muttaqin. Dalam ajang serupa di tahun 2017, Al Muttaqin juga mampu bicara tingakat Jawa Barat dalam LDBI,” tandas Elis.
Lomba yang dilakukan oleh dua siswi kelas XII Sains Tahfizh ini melewati perjalanan yang cukup panjang, mengingat sebelum menjadi delegasi Kota Tasikmalaya, keduanya harus ikut seleksi LDBI Tingkat Kota untuk memperebutkan kursi menuju provinsi dan masuk 3 besar best speaker tingkat kota.
Bagi Indhi dan Silmi, sebelum menjadi juara 1 dalam debat LDBI Kota Tasik dan menjadi perwakilan kota, keduanya juga berhasil menyumbangkan beberapa medali dalam ajang yang sama ditahun ini, yakni juara 1 debat bahasa Indonesia Pesona Ar-risalah se-priangan timur, best spaker 1 dan 2 juga juara umum debat bahasa Indonesia Ar-risalah SePritim. Lomba debat bahasa Indonesia (LDBI) sendiri merupakan even tahunan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan provinsi guna menjaring para pendebat terbaik untuk dikirimkan mewakili Jawa Barat dalam LDBI nasional yang tahun ini diadakan di Bengkulu. Diikuti 26 kota/kabupaten se- Jawa Barat, sebanyak 69 pendebat terbaik tiap kota/kabupaten ini bersaing memperebutkan tiket menuju nasional.
Setiap pendebat dituntut untuk memiliki wawasan yang tinggi dalam semua ranah seperti pendidikan, ekonomi, sosial, hukum bahkan politik. Dalam hal ini, Khoirunnisa Indhi mengaku bahwa ia cukup kesulitan untuk mengembangkan mosi bidang ekonomi karena ia sendiri merupakan siswa kelas sains tahfiz. Namun, semua itu tidak lantas membuatnya berkecil hati dan menyerah. Kekuatan Tim Kota Tasikmalaya pantas diacungi jempol setelah berhasil menaklukan satu persatu lawannya dalam babak penyisihan dan finish di peringkat kelima dari 16 tim yang diambil untuk masuk ke babak selanjutnya. Sempat dilanda kecemasan karena mendapat lawan yang lebih berat, kontingen Kota Tasikmalaya berjuang lebih keras untuk bisa melaju.
Mengusung slogan “Di sini kami harus bertahan hidup” ternyata membuahkan hasil dan membuat tim mendapat pujian dari beberapa juri. Percaya bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses, Kota Tasikmalaya secara mengejutkan bisa lolos menuju semi final setelah menumbangkan tim tuan rumah, Kota Cirebon pada babak perempat final dengan selisih nilai cukup jauh. Berniat mengamankan medali perak, ternyata nama Kota Tasikmalaya muncul kembali dalam pengumuman tim yang melaju ke babak final. Dengan kekuatan dan semangat yang masih tersisa setelah diporsir selama 4 hari secara terus menerus, para pejuang Kota Tasikmalaya ini kembali berjuang di meja debat melawan Kota Bekasi.
Sebuah kebanggan tersendiri bagi kontingen Kota Tasikmalaya bisa melaju ke babak final dan berhasil menyabet medali perak sebagai runner up LDBI 2018, karena ditahun sebelumnya Kota Tasikmalaya yang juga diwakili oleh 3 siswa SMA Al Muttaqin terhenti di babak perdelapan final setelah mengakui kekuatan Kabupaten Sukabumi yang menjadi runner-up saat itu. Kebahagiaan ini dilengkapi dengan prestasi Khoerunnisa Indhi yang masuk menjadi best speaker pertama dari 10 best speaker lainnya yang selanjutnya akan dikarantina guna pelatihan intensif untuk ke nasional** (Rep: Elis Nurkamilah)
Comments are closed.