ALMUTTAQIN Undang Ilmuwan Malaysia, Bedah Wawasan Sains Quran

Optimalisasi progrm sains tahfidz agar para siswa memahami sains quran, terus dipacu. Salah satunya mendatangkan ilmuwan dari Universitas Sains Islam (USIM) Malaysia.

Menguatkan pemahaman sains dan korelasinya dengan alquran dan sunnah, SMA Al Muttaqin fullday School Kota Tasikmalaya mengundang ilmuawan muslim dari Malaysia Dr Amirudin bin Mohd Sobali. Dr Amirudin adalah salah seorang staf pengajar di Fakultas Pengkajian Alquran dan Sunnah. Sebuah fakultas yang ada di lingkungan Universitas Sains Islam Malysia. USIM merupakan sebuah perguruan tinggi yang memberikan penekanana kepada para mahasiswanya agar menguasai alquran.

Sebagai contoh untuk Fakultas Kedokteran, maka 30% muatan kurikulumnya terkait al Islam. Dan sebaliknya, jika fakultas rumpun agama maka 30% muatan kurikulumnya adalah berbicara sains. “Maka tak heran kalau mahasiswa Fakultas kedokteran di USIM itu banyak yang hafal 30 juz alquran. Sebaliknya fakultas keagamaan, maka akan melek akan sains seperti adanya quran multmedia,” kata Amirudin.

Hal itu semua, sambung Amirudin sebagai bentuk urgensinya pemahaman alquran dan sunnah dikaitkan dengan sains. Dalam kesempatan studium general tersebut, Amirudin menerangkan tentang alquran dan sunnah 14 abad yang lalu sudah berbicara universalime sains dan baru disadari abad sekarang.

“Al Quran itu bukan sains. Sebab sains itu hasil dari eksperimen. Tetapi Al Quran itu tepatnya sebagai mukjizat saintifiks. Apa yang disebut dalam alquran itu nyata kebenarannya. Seperti Al Anam 125. Alquran sudah bicara suhu dipuncak gunung yang membuat dada terasa sesak. Padahal saat itu alquran diturunkan di daerah padang pasir. Sains modern kemudian membuktikan, benar bahwa suhu diatas gunung akan menurun, dan membawa dada sesak ,” tandas Amirudin.

Selanjutnya Amirudin mencontohkan sunnah nabi 14 abad yang lalu seperti dikutif dari hadist bukhari muslim. “matikanlah lampu-lampu kalian, jika kalian hendak tidur. Dan tutuplah pintu-pintu serta tutuplah bejana serta wadah-wadah makan dan minum kalian” “Tutuplah bejana-bejana dan tempat-tempat minuman, tutup pintupintu, dan matikanlah lampu, karena setan tidak dapat membuka tutup tempat minum, pintu, dan bejana. Jika kalian tidak dapat menutupnya kecuali dengan membentangkan sepotong ranting di atasnya dan menyebut nama Allah (bismillah), maka lakukanlah. (HR. Muslim).

Apa makna dari semua itu dalam tinjauan sains ? Menutup bejana setidaknya menghindari bala’/penyakit, yang Allah turunkan pada salahsatu malam dalam satu tahun, menghindari najis dan benda-benda menjijikan yang mengenai makanan atau minuman kita yang tidak ditutup, menjaga makanan kita hewan atau serangga, yang bisa saja masuk ke makanan kita, lalu termakan tanpa sadar.

Sementara sunnah mematikan lampu ketika mau tidur adalah adanya hormon yang mempengaruhi rileksasi atau kualitas tidur kita. Pada kesempatan itu, Dr Amirudib juga menyinggung tentang kedalaman lautan terkait dengan suhu dan itu semua membuktikan keesaan Allah swt. “Disnilah pentingnya penguasaan sains untuk semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan,”. (AMQ 02)

Comments are closed.