Puisi-puisi Aep Saefuloh
Rindu Tauladan
Aep Saefuloh
Ku tertunduk merenung
Ku tengadah berdoa
Malam hening bak penantian
Malam sepi bagai tanpa kehidupan
Tengok kanan pada tertidur lelap
Tengok kiri pada tertidur lelap
Fajar menyingsing tak nampak kehidupan
Matahari pagi nampak kehidupan
Smua bergegas dengan aktivitas
Seolah langkah pasti dan jelas
Aku pun melangkah tanpa arah jelas
Kehidupanku seolah bias
Ku teriak mana tauladanku
Mana bayang kehidupanku
Ku tertunduk merenung
Ku tengadah berdoa
11.15-15.25. 25-11-2015
Pilu di Ujung Waktu
Aep Saefuloh
Hari-hari indah bersamamu
Ku simpan impian menggapaimu
Hingga kurasakan dalam relung kalbu
Hari-hariku terus merindu
Ku denganmu bersenandung merdu
Bak burung terbang ke langit biru
Indah nian hariku bersamamu
Ingin kau cepat ku ikat tuk Bersatu
Kenangan terus berlalu
Tak jumpa sehari terasa seminggu
Hingga ku ketukmu dalam kalbu
Kau di mana aku di sini merindu
Ku tatap langit yang biru
Rasa Bersatu terus menggebu
Ku langkahkan kaki satu persatu
Tuk terus mengejar pujaan hatiku
Ku riang saat bertemu denganmu
Seolah kau dan aku telah menyatu
Ternyata aku salah melangkah
Ku lakukan yang semestinya tidak
Tiba-tiba datang warga
Mengetuk pintu dengan sopan
Karena ku salah melangkah
Bogem mentah pun mendarat
Akhirnya ku tersandung menuju satu
Tersandung … jatuh … berakhir pilu
Ku lakukan di bulan suci
Tapi kelakuanku kotor
Ya Rabb yang Maha Tahu
Ya Rabb yang Maha Pengampun
Ampunilan hamba yang lemah ini
Ku tak mau pilu di ujung waktu
Selasa, 26/05/20 pukul 04.59
Menatap Kejenuhan
Aep Saefuloh
Saat itu aku melihat pemandangan
Pemandangan tak asing ku tatap
Sore hari kan berganti malam
Tanda akan berganti hari
Hari esoknya …
Ku pandang pagi hari
Ternyata gelap gulita
Hanya terdengar kumandang adzan
Begitupun siang hari
Ku tatap danau buatan
Tak asing ku pandang
Genangan air kelak menyelamatkan
Sore malam pagi siang
Ritme kehidupan kan bertepi
Tapi yang kurasa terasa lama
Satu jam terasa sehari sehari terasa seminggu
Ya Allah Yang Maha Tahu
Engkaulah penggemgam waktu
Ikhlaskanlah nasibku dan tawakal kepada-Mu
dalam menatap kejenuhan waktu
111120. 16.36 WIB
Pengorbananmu Tak Terbalaskan
Aep Saefuloh
Ku tahu engkau lelah
Ku tahu engkau letih
Ku tahu engkau sibuk
Ku tahu engkau butuh
Kau berantas buta aksara
Kau teruskan melangkah maju
Hujan tak jadi alasan
Panas tak jadi penghalang
Pengorbananmu tidak semu
Pengorbananmu sungguh mulia
Kesungguhanmu berapi-api
Bak pejuang empat lima
Semangatmu terus berkobar
Dedikasimu kau curahkan
Tiada hari tanpa mengajar
Demi memberantas buta aksara
Besok hari genap usiamu
Aku dan temanku telah jadi guru
Guru kehidupan dunia nyata
Pengorbananmu tak terbalaskan
Selasa, 24/11/20, pukul 11:04 WIB
Indahnya Malam di Ketinggian
Aep Saefuloh
Kutatap langit sangat indah
Kulihat arah dari segala penjuru
Barat, timur, utara, begitupun selatan
Nampak ramai dari ketinggian
Kelap-kelip lampu bersinar
Bak kehidupan di siang hari
Makin malam makin ramai
Seolah kehidupan tak bertepi
Teringat dauroh Giza Cairo Mesir
Di negeri seribu Nabi
Tak ramai di siang hari menghindar matahari
Tapi ketika berganti waktu ramai sampai pagi
Angin menghembus cukup kencang
Terasa dingin menusuk badan
Tak sengaja selembar tisu ku simpan
Tapi angin menerpa terbang jauh
Kukira terbang menuju lantai
Nyatanya tidak, malah menjauh ke angkasa
Cepat menjauh laksana cahaya kilat
Apakah ini potret kehidupan
Serpong, 101220 21.16 WIB
Bungkam di Negeri Antah-Berantah
Aep Saefuloh
Geuli melihat kenyataan
Muak melihat kebiadaban
Murka dengan kelakuan
Bungkam tak berdaya
CCTV jelas, barang bukti jelas
Tapi hasilnya tidak jelas
Apa alatnya kurang cekas
Atau cukup saja sebagai formalitas
Bungkam di negeri antah barantah
Belum lama kasus mutilasi
Tak jauh di tanah Bekasi
Entah atas dasar apa kok cepat teratasi
Padahal petunjuknya gelaaap
Tapi kejadian di ruas jalan tol
Sudah jelas jalan umum
Masih sulit ke titik terang
Kemana penegak hukum, kemana media nasional …
Bungkam di negeri antah barantah
Kasus kerumunan di mana-mana
Tak ada yang kena denda bahkan penjara
Giliran yang ada ijin dari Menteri terkait
Eeh malah kena pasal dan terpenjara
Menyeruak dua kasus korupsi besar
Dua kementerian negeri antah barantah
Indikasi menyeret putra pak lurah
Penggantinya dari bahtera yang sama
Bungkam di negeri antah barantah …
271220 16.52 WIB
Catatan Redaksi:
Literasi adalah kata yang sudah popoler digunakan masyarakat baik sebagai cityzen maupun netizen. Satu kata yang merupakan bagian tekterpisahkan dari kata literasi adalah kata inskripsi. Ibarat dua sisi dari satu keping mata uang, literasi dipahami sebagai membaca dan inskripsi dipahami sebagai menulis. Menulis dapat mengambil bentuk dengan referensi faktual, faksional, dan fiksional. Kolom Estetika ini dibuat untuk mewadahi kreatifitas menulis para guru. Di tahun 1965-1966, saat gejolak sosial politik di Indonesia memanas dalam persaingan isme nasilnalis, agama, dan komunis, seorang Taufik Ismaillah yang telah berhasil menginskripsi peristiwa bersejarah itu dalam teks sastra. Dia menulis buku kumpulan puisi Tirani dan Benteng. Dalam konteks ini pula, saya memahami puisi-puisi di atas sebagai satu usaha untuk mengabadikan sesuatu yang kelak retak bahkan aus oleh waktu.
Salam Estetika.
Nizar Machyuzaar