Memahami versus Merumuskan

Marilah kita mulai dengan dua andaian berikut ini.

Gambar 1

Pada gambar 1 kalimat apa yang akan Anda sematkan di awal untuk membangun sebuah paragraf?

Gambar 2

Sementara pada gambar 2, kalimat apa yang akan Anda sematkan untuk mengakhiri kalimat-kalimat sebelumnya?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan dua kebiasaan berpikir ini. Pada Gambar 1 cara berpikir dimulai dari sebuah tesis yang diikuti argumen-argumen, sementara pada Gambar 2 dimulai dari argumen-argumen yang akhiri dengan tesis. Dua cara berpikir ini menandai penalaran Deduksi dan Induksi. 

Jika hubungannya dengan paragraf, jenis paragraf yang memakai penalaran deduksi disebut paragraf deduktif dan yang memakai penalaran induksi disebut paragraf induktif. Dari sini kita dapat menganggap bahwa sebuah tulisan berbentuk paragraf atau karangan (kumpulan paragraf) adalah hasil berpikir sistematis penulisnya.

Akan halnya pembaca? Bermain dengan gagasan menjadi penting manakala kita masuk dalam sebuah teks. Dalam Gambar 1 pengetahuan kita dibangun dari andaian yang telah ada (tesis) yang kemudian dirinci ke dalam analisis faktual. Peristiwa ini masuk dalam cara berpikir “memahami” suatu data, fakta, atau fenomena. Contohnya, saat seorang dikter memerikan resep untuk pasiennya. Dokter akan memulai cara berpikir dari jenis penyakit dan apa saja obat untuk pasiennya.

Dalam Gambar 2 pengetahuan kita dibangun dari andaian yang belum ada. Kita mencari argumen, yakni data, fakta, atau fenomena untuk sampai pada sebuah andaian yang akan dibuat sebagai pengetahuan (tesis) baru. Contohnya, saat seorang dokter mendiagnosis penyakit pasien. Dari data, fakta, dan fenomena yand ditemukan dalam proses diagnosis, dokter kemudian menentukan penyakit pasiennya. 

Dalam kenyataannya, kedua cara berpikir ini selalu beriringan secara dialektis dalam pemerolehan pengetahuan. kegiatan menulis dan membaca menyertakan kedua cara berpikir ini. Untuk sampai pada “apa yang ingin disampaikan oleh sebuah tulisan”, sebagai pembaca, kita menggunakan cara berpikir “merumuskan”. Sementara untuk dapat “bagaimana menyampaikan kembali sebuah tulisan kepada orang lain”, sebagai pembaca, kita menggunakan cara berpikir “memahami”.

Akhir kata, kesalahan pemerolehan pengetahuan bisa saja terjadi dengan sadar atau taksadar. Bermain gagasan yang diformulasikan dalam pernyataan kalimat, menjadi paragraf, menjadi keutuhan suatu karangan menandai cara berpikir seseorang baik sebagai penulis maupun pembaca. Tentu, kita terlalu gegabah kalau menyimpulkan bahwa Dewi hamil … Hehe. Sebabnya, kita bukan dokter, tetapi pembaca saja.

Kekuatan Menembus Batas

(Literasi dari Al Quran surat Al Alaq ayat 1)

Oleh Aep Saefuloh, S.Pd., M.Pd.I.

 

Berjumpa dengan Sang Khaliq Allah swt. adalah Kenikmatan Hakiki maka tembuslah dengan kekuatan Fikrun, Dzikrun dan Jasadun.

Langkah pasti untuk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat merupakan cita-cita seluruh kaum muslimin. Bagaimanakah apa yang harus dipersiapkan ?, tentunya persiapan yang sudah dimiliki harus dioptimalkan yaitu berupa kekuatan pada diri kita seorang muslim.

Kekuatan akan menembus batas apabila tiga kekuatan (Fikrun, Dzikrun dan Jasadun), tiga kata tersebut tersirat dalam surat Al Alaq ayat 1 yaitu إِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِكَ الَّذِى خَلَقَ .

  1. إِقْرَأْ yang artinya bacalah. 

Menurut Quraish Shihab, kata iqra’ terambil dari kata kerja qara’a (قرأ) yang pada mulanya berarti “menghimpun”. Apabila kita merangkai huruf atau kata kemudian kita mengucapkan rangkaian kata tersebut, maka kita telah menghimpunnya. Arti asal kata ini menunjukkan bahwa iqra’, yang diterjemahkan dengan “bacalah”, tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karenanya, kita dapat menemukan beraneka ragam arti dari kata tersebut dalam kamus-kamus bahasa, antara lain, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan sebagainya, yang semuanya bisa dikembalikan kepada hakikat “menghimpun”. 

Penjelasan di atas dapat memberikan stimulan dalam berliterasi bahwa makna iqra’ adalah membaca segala sesuatu yang ada dihadapan kita, baik itu berupa tulisan atau bacaan, ayat-ayat suci al-Qur’an, peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, fenomena alam, maupun dunia seisinya (alam semesta). Dan bahwa membaca tidak cukup jika dilakukan hanya sekali saja, membaca harus dilakukan secara berulang-ulang agar bisa sampai pada tingkat pemahaman yang mendalam serta membekas dalam jiwa.

Dengan demikian kata iqra’ yang jadi sasarannya yaitu otak, maka otak harus diberi nutrisi yang baik dan nutrisinya yaitu ilmu. Setelah diisi dengan ilmu yang baik maka otak akan berfungsi dengan baik dan akan menghasilkan pemahaman yang brilian dan melahirkan kekuatan berpikir (quwwatul fikri), sehingga bisa mengidentifikasi, mengklasifikasi, membandingkan, menganalisa bahkan membuktikan sesuatu.

  1. بِاسْمِ رَبِكَ artinya dengan menyebut nama Tuhanmu

Dengan menyebut nama Tuhanmu, artinya sebelum memikirkan dan akan melakukan semua perbuatan maka harus menggantungkan diri terlebih dahulu kepada Rabb yaitu Allah swt.  tentunya ini yang menjadi sasarannya adalah hati, hatipun sama harus diberi nutrisi yang baik dan kontinyu supaya tidak gersang yaitu dzikir. Dzikir artinya ingat, maksudnya ingat kepada Allah swt. kapan, di mana dan dalam keadaan bagaimanapun, sehingga ketika akan melakukan sesuatu itu pasti akan selalu ingat kepadaNya dan dinamakan kekuatan mengingat (quwwatudz dzikri). Firman Allah swt. yang artinya :

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari adzab neraka. (QS. Ali Imran : 191).

  1. الَّذِى خَلَقَ artinya yang telah menciptakan 

Yang telah menciptakan, bukti yang telah Allah swt. ciptakan yaitu jasad, maka jasad pun butuh nutrisi pula yaitu makanan. Makanan yang bagaimana yaitu makan yang halal dan baik, sehingga jasad tidak loyo, semangat terus dan terus ingin beraktivitas serta produktif inilah yang dinamakan kekuatan jasad (quwwatul jasadi).

Maka tiga kekuatan di atas akan melahirkan langkah yang pasti, langkah yang berkualitas dan langkah yang benar (harakatus shahihah) yaitu langkah yang akan bisa menjadi jembatan penghubung untuk bertemu dengan Sang Khalik dan mampu menembus batas kebahagiaan yaitu surga dan berjumpa dengan Allah swt. mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya. Aamiin Ya Rabbal Alamiin

 إِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِكَ الَّذِى خَلَقَ

Langkah yang benar

الحَرَاكة الضَّحِيْحَةُ

.

الْعِلْمُ

Nutrisi akal

غِذَاءُ الْعَقْلِ

akal

العقل

إِقْرَأْ
Bacalah

الّذِكْرُ

Nutrisi hati

غِذَاءُ الْقَلْبِ

hati

القلب

بِاسْمِ رَبِكَ
Dengan menyebut Nama Rabbmu
.

الطّعَام

Nutrisi jasmani

غِذَاءُ الْجِسْمِ

jasmani

الجسم

الَّذِى خَلَقَ
Yang telah menciptakan

Wallahu Waliyu Taufiq

Literatur terkait :

  1. Al QUR’ANULKARIM AL MU’ASIR
  2. https://iqra.id/makna-iqra-menurut-quraish-shihab-227435/

Editorial: Menyoal SNMPTN 2021

Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2021 berubah dari tahun sebelumnya. Seperti diketahui, tiga jalur masuk masih ada, yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Ujian Mandiri (UM) PTN.

 

Hal tersebut diungkapkan Lembaga Tes Masuk Pergirian Tinggi  (LTMPT) pada peluncuran sistem PMB 2021 secara virtual melalui kanal Youtube LTMPT OFFICIAL, Senin (4/1/2021). Perubahan terjadi di tahun ini karena Sekolah Ikatan Dinas (SID) dan Politeknik dicanangkan masuk dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru.  

 

Layanan Masa Senggang Kuota bagi sekolah disediakan dari 25 Desember s.d. 15 Januari. Sekolah dapat memferivikasi jumlah kuota siswanya yang berhak untuk daftar jalur SNMPTN. 

 

Namun, bagi yang tidak masuk kuota SNMPTN, siswa dapat mengikuti jalur SBMPTN. Kedua jalur ini mensyaratkan Registrasi Akun yang dibuka dari 4 Januari s.d. 1 Februari 2021. Jadi, tinggal 4 hari lagi tahap Registrasi Akun LTMPT berakhir.

 

Beberapa pertimbangan layak dipertimbangkan jika akan mengikuti SNMPTN 2021. Tentunya, hal ini berdasar pada hasil SNMPTN 2020 kemarin, yakni indeks siswa, indeks sekolah, dan indeks wilayah.

 

Indeks siswa menyertakan prestasi akademik rapor dari semester I s,d, V. Selain itu, sertifikat kejuaraan sains, seni, dan olahraga juga menjadi penilaian tambah untuk beberapa jurusan yang relevan dengannya.

 

Indeks sekolah menyertakan grade sekolah, rasio kelulusan PTN di tahun-tahun sebelumnya, dan rekam akademik lulusan selama kuliah. Konsultasi peminatan jurusan menjadi penting untuk mendistribusikan siswa ke jurusan yang indeks sekolahnya tinggi di perguruan tinggi tertentu.

 

Indeks wilayah menjadi penting manakala kebijakan sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) yang berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia di sekitarnya. Dalam sebuah silaturahim dengan Pembantu Rektor (PR) I Universitas Siliwangi (10/2019) terdapat kebijakan untuk mengorientasikan lulusan SMA Priangan Timur, terutama melalui jalur SNMPTN dan UM sebesar 60%.

 

Yang patut menjadi catatan, SNMPTN 2020 di kelompok peminatan sains hanya menyertakan 1 siswa yang masuk Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Sebelumnya, di SNMPTN 2019  setiap kota dan kabupaten di Priangan Timur memiliki jatah 2 siswa masuk Kedokteran Unpad. Sementara untuk peminatan sosial, persentasi masuk di beberapa jurusan pavorite masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. 

 

Rekam kelulusan SNMPTN 3 tahun terakhir memang menjadi kunci sekolah, dalam hal ini pemetaan bimbingan konseling dan pemetaan minat dan bakat siswa untuk sukses tersaring di SNMPTN 2021. Apalagi, bagi Anda yang akan masuk jurusan pavorite dengan tingkat persaingan yang ketat, seperti kedokteran di sains dan akuntansi di sosial.

 

Strategi FAST dalam Menumbuhkembangkan Budaya Riset Berkarakter (I)

Oleh Jenal Al Purkon, S.Pd., M.Pd.

(Bagian I)

 

Tulisan ini merupakan penggalan “Bab III Pelaksanaan dan Hasil yang Diperoleh” dari karya ilmiah berjudul “Strategi FAST dalam Menumbuhkembangkan Budaya Riset Berkarakter” yang ditulis oleh Kepala SMA Al Muttaqin Tasikmalaya, Drs. Jenal Al Purkon, M. Pd. Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Pemilihan Kepala SMA Berprestasi Tingkat Nasional 2017. Hasilnya, Kepala Sekolah SMA Al Muttaqin menjadi Juara Ketiga pemilihan kepala sekolah tingkat nasional.

 

Best Practice ini dilaksanakan di SMA Al Muttaqin Fullday School Kota Tasikmalaya, Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 140 Kota Tasikmalaya. Pelaksnaan best practice selama 2 semester  tahun akademik 2015-2016  dan 1 semester tahun akademik 2016-2017.

 

Instrumen pemecahan yang kami lakukan adalah dengan menggunakan strategi FAST. Alasan menggunakan strategi FAST (Fathonah, Amanah, Sidiq, dan Tabligh) karena kami berpendapat bahwa untuk melahirkan outcome, maka sebuah institusi pendidikan, terlebih khusus lembaga pendidikan Islam, haruslah memiliki pegangan karakteristik lulusan apa yang ingin di hasilkan ?.  Maka parameter yang universal mengambil kepada karakteristik sifat nabi Muhammad saw.

 

Nabi Muhammad mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh kerana itu tidak menghairankan kerana di dalam Al-Quran, beliau disebut sebagai manusia yang memiliki akhlak yang paling agung.

 

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab: 21)

 

Sifat nabi Muhammad, FAST memiliki banyak dimensi yang sesuai dan sebangun dengan cita visi pendidikan. Didalamnya terdapat dimensi pendidikan karakter, kepemimpinan, kewirausahaan, dan pentingnya penguasaan sains dan teknologi. 

 

Di SMA Al Muttaqin, cita visi universal pendidikan FAST terwujud ke dalam Nilai Dasar Studi Siswa yang terdiri dari

  1. Berkhlakul Karimah
  2. Memahami, Mengerti, Menghayati,  dan Melaksanakan Al Islam
  3. Berprestasi Akademik
  4. Memiliki Jiwa Kepemimpinan dan Keorganisasian
  5. Kewirausahaan
  6. Berwawasan luas dan mendalam
  7. Berkemampuan komunikasi bahasa asing (Inggris-Arab) 
  8. Diterima dan menjadi raw input berkualitas bagi perguruan tinggi unggulan

 

Dari delapan nilai dasar tersebut, banyak turunan-turunan program yang dilaksanakan. Salah satunya pengalaman yang menarik adalah, upaya dan langkah dalam mewujudkan pendidikan karakter atau akhlakul karimah (poin 1) dan memahami, mengerti, menghayati, dan melaksanakan Al Islam (poin 2)., berwawasan luas dan mendalam (poin 6) dalam hal ini menumbuhkembangkan budaya riset.

 

Turunan program yang dilaksanakan yakni pembuatan program TKK ACB  (Test Kecakapan Khusus Al Muttaqin Character Building).

 

Program TKK ACB berorientasi

  1. mendorong pemantapan pemahaman keislaman dalam aspek pengetahuandan praktik dalam beribadah. 
  2. mendorong siswa melaksanakan penelitian
  3. mendorong siswa melaksanakan hafalan al quran
  4. Pengimplementasian FAST, sifat-sifat nabi Muhammad sebagai pembentuk karakter lulusan Al Muttaqin.. 

 

TKK ACB merupakan sebuah pemodelan untuk mengarahkan dan mengantarkan siswa agar mampu memahami, menghayati dan mengamalkan al Islam sesuai karakteristik SMA Al Muttaqin, dan memiliki jiwa meneliti, mampu memecahkan masalah atas beragam problem dan solusi kehidupan kebangsaan, keummatan, juga masalah pribadi yang kelak akan dihadapi oleh para lulusan

 

TKK ACB dilaksanakan secara terintegrasi dengan muatan lokal yang selama ini menjadi khas SMA Al Muttaqin, yakni sejumlah materi dalam TKK ACB merupakan penguatan dan atau pengayaan dari materi PAI didalam mata pelajaran Al Quran, Fiqih, Aqidah Akhlak, dan Tarikh Islam, serta program pengembangan diri ekskul. 

 

TKK ACB SMA Al Muttaqin dikelompokan menjadi enam tingkatan atau Bintang Satu sampai Bintang Enam. Setiap Bintang disajikan dalam setiap semesternya, dan diujikan secara sistem kredit, yakni jika siswa mampu secara cepat menguasainya, maka siswa tersesbut dapat menyelesaikan TKK ACB secara cepat pula, tidak harus menunggu hingga semester enam.

 

Dengan demikian maka TKK ACB keberadaannya saling melengkapi dengan kurikulum yang ada dan tidak membebani siswa. Dalam pelaksanaannya, TKK ACB menjadi salah satu muatan materi kegiatan mentoring agama dan ekskul yang terintegrasi dalam jam KBM.

 

TKK ACB menjadi bagian khas dari budaya sekolah di SMA Al Mutaqin. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya TKK ACB menjadi pemodelan sebagai prasyarat bagi siswa untuk mengikuti UTS, UAS, dan atau UKK. 

 

Secara garis besar, TKK ACB terdiri dari kelompok Test Kecakapan dalam bidang:

  1. Penelitian
  2. Baca Tulis dan Pemahaman Al Quran
  3. Aqidah 
  4. Fiqih
  5. Muhasabah Sifat Nabi 
  6. Wawasan keislaman/Tarikh Islam
  7. Praktik  Ibadah  

 

TKK ACB diformulasikan dalam bentuk penugasan terstruktur dengan sistem evaluasi terarah dan terpadu.

 

Terarah maksudnya, sejumlah materi dalam TKK ACB dikelompokan kedalam enam tingkatan atau bintang. Materi dalam setiap bintang, disesuaikan dengan kebutuhan minimal pemahaman keagamaan siswa sesuai dengan tingkat lama studi di SMA Al Muttaqin

 

Terpadu, maksudnya TKK ACB terintregrasi dengan materi-materi mulok keagamaan SMA Al Muttaqin, sehingga keberadaannya saling menguatkan dan menjadi bagian program pengayaan pendidikan agama Islam. 

 

Sementara itu, hamilil quran terwujudkan ke dalam bentuk penguatan kurikulum khas Al Muttaqin berupa tambahan pelajaran Al Quran. Materi pelajaran Al Quran diturunkan dari ACB, kemudian dibagi ke dalam dua kelompok, yakni tahfidz quran dan tarjamah lafdiyah ayat pilihan. 

 

Dibidang sains, maka dikembangkan sejumlah program. Antaranya, memahami konteks ayat-ayat alquran tentang sains dan teknologi dalam bentuk ayat pilihan. Program ini ditujukan khusus untuk kelas sains dan tahfidz.

 

Selain itu, mengarahkan siswa untuk dekat lingkungan, maka setiap peserta didik di kelas 12 didorong untuk mampu membuat karya ilmiah. Tema karya ilmiah mengambil obyek yang dekat dengan keseharian siswa, apa yang dialami siswa, apa yang menjadi rasa ingin tahu siswa. Pendekatan program karya ilmuan ini sebagai wujud untuk menjadikan Al Muttaqin sebagai sekolah berbasis riset. 

 

Dalam konteks budaya riset, materi TKK ACB ada sejumlah tahapan yang harus dilalui siswa, yakni:

  1. Dapat menyebutkan manfaat penelitian
  2. Dapat menyebutkan tahapan – tahapan penelitian
  3. Dapat membedakan penelitian IPS-IPA-IPT
  4. Dapat membuat ringkasan Peelitian/Abstrak penelitia
  5. Dapat membuat proosal penelitian
  6. Dapat merancang langkah-langkah eksperiman untuk IPA/IPT dan merancang quisioner utk IPS
  7. Presentasi karya Tulis
  8. Pameran karya tulis
  9. Membuat foster hasil  penelitian 
  10. Ikut serta  lomba karya tulis Ilmiah, pengujian ilmiah Tim Karya Keilmuan

 

Lantas, bagaimana mengimplementasikan program tersebut dengan lingkungan sekolah yang ada ?.  

 

Lingkungan yang kondusif baik lingkungan fisik maupun psikis adalah merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan. Guru dan peserta didik diberikan keadaan yang kondusif untuk mereka berkiprah sesuai dengan peran mereka masing-masing sehingga dampak dari kegiatan yang mereka lakukan akan menjadikan performance mereka semakin meningkat.

 

Pada saat awal berdiri SMA Al Muttaqin hanya bermodalkan sebuah cita-cita besar yaitu turut andil dalam mencetak generasi Indonesia yang paripurna sesuai dengan visi kami yang senantiasa kami dengungkan dan kami tanamkan kepada jiwa para peserta didik kami, walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki.

 

Kami berharap, anak-anak kami menjadi penentu atau subyek sejarah, pemegang estafeta kepemimpinan ummat dan bangsa masa depan. Kami bertugas untuk memberikan bekal

bagi perjalanan hidup mereka. Akhirnya dengan cita-cita tersebut, sekarang SMA Al Muttaqinsudah mulai membuktikan harapan-harapannya guna turut andil dalam mencetak generasi-generasi terbaik.

 

Alhamdulillah hal tersebut telah kami buktikan dengan pencapaian berbagai prestasi baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik, baik prestasi peserta didik maupun prestasi guru, serta lulusan yang diterima di universitas-universitas ternama baik negeri maupun swasta yang ada di Indonesia dan di luar negeri.

 

Gambaran ini menjadi keyakinan kami bahwa kami mampu untuk menjadi sekolah yang unggul dengan berangkat dari keterbatasan-keterbatasan tersebut. Hal yang paling penting bagi kami baik peserta didik maupun guru adalah membangun lingkungan yang kondusif baik lingkungan fisik maupun psikis sehingga kegiatan menuntut ilmu yang merupakan kewajiban kita semua bisa terlaksana hingga performance kami bisa tetap optimum, berada pada posisi puncak. 

 

Menurut pandangan kami, yang harus dipersiapkan sebelum membuat kegiatan belajar mengajar adalah, lingkungan yang kondusif, sehingga kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan dengan optimal. Peserta didik akan belajar dengantenang apabila suasana belajar menyenangkan sehingga materi yang sampai kepada mereka bisa diterima dengan sepenuh hati.

 

Melalui suasana yang kondusif, akan terbentuk kemampuan peserta didik dalam berekspresi, menganalisis, dan berbagai kemampuan yang dipersyaratkan untuk lahirnya generasi prestatif.

 

Peserta didik harus memiliki kemampuan yang optimal untuk menghadapi masa depan. Kami berpandangan bahwa peserta didik tidak hanya pasif menerima materi pelajaran, tetapi juga mereka harus diajarkan untuk bersikap kritis dan kreatif agar mereka dapat menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

 

 

  • Hasil yang dicapai dari strategi FAST

 

Dalam praktik dilapangan, maka ada sejumlah acuan kriteria keberhasilan program TKK ACB ini melalui pendekatan FAST, yakni seperti table dibawah ini

 

Indikator karakter, selaras dengan sifat nabi

Fathanah Amanah Shidiq Tabligh
Cerdas Teliti Jujur Komunikasi
Menguasai Ilmu Analisa Tawadhu Empati
Rasional Prinsip Loyal Proaktif
Inisiatif Tanggungjawab Sabar Motivasi
Etika Respek Ikhlas Memimpin
Belajar Tepat janji Fakta Bijaksana
Prestasi Misi Hormat Spontanitas
Inovasi Tugas Madiri Melayani
Kreatvitas Kehormatan Adil Kerjasama
Toleransi Cinta Terbuka Teladan
Obyektif Pendidikan
Teladan Fakta

 

Sejumlah indikator tersebut, diformulasikan ke dalam ACB dan harus menjadi karakter, jiwa, dan sifat peserta didik SMA Al Muttaqin. Kakrakter FAST harus melekat ke dalam jiwa dalam pengembangan sekolah riset. 

 

Adakalanya sebuah penelitian harus dilakukan dalam rentang waktu yang sangat lama dan berulang-ulang. Untuk itu perlu adanya sikap tekun bagi seorang peneliti. Ia harus mampu menghapus sikap malas, ceroboh, mudah jenuh, tergesa-gesa dll yang nantinya justru membuat hasil penelitian menjadi buruk

Padanan Sikap/Sifat  Peneliti dengan FAST

No Sikap / Sifat Peneliti Karakter/ Sifat Nabi
Fathonah Amanah Sidiq Tabligh
1 membedakan fakta dan opini
2 sikap santun dan berani dalam berargumentasi
3 rasa keingintahuan yang tinggi
4 Ilmiah dan Kritis
5 Peduli terhadap lingkungan
6 Berani mengusulkan perbaikan
7 Tidak individualis
8 Jujur
9 Tekun

FAST sangat penting untuk menanamkan karakter budaya riset pada siswa. Sebab dengan penelitian siswa diajarkan kemampuan bersosialisasi dan mampu memiliki problem solving atas apa yang ditelitinya. Dalam hal ini, bagaimana sebuah nilai mampu didistribusi dengan baik. Hal inilah yang akan mendorong budaya riset menjadi sebuah sistem yang berisi nilai nilai yang akan dipergunakan secara lebih luas dan terkomunikasikan dengan sebaik baiknya.

Melaui penerapam metode FAST, maka diperoleh hal sebagai berikut

  1. Eksistensi guru PAI di”buru” peserta didik, sebab seluruh peserta didik berlomba mengejar ketercapaian Bintang TKK ACB. Peserta didik terdorong berlomba dalam memahami dasar-dasar Al Islam sebagai prasyarat mengikuti ujian – ujian yang dilaksanakan sekolah.
  2. Peserta didik terdorong untuk mencari dan melakukan penelitian, baik dalam bentuk studi lapangan atau pustaka. Sehingga setiap lulusan mampu menghasilkan sebuah karya penelitian ataupun makalah tentang sebuah topik yang diplih sesuai kelompok peminatan.  
  3. Memenangkan sejumlah lomba penelitian yang diselenggarakan sejumlah institusi, diantaranya:
    1. “Tofu Pamurtica”:Formulasi Fortifikasi kalsium limbah cangkang telur ke dalam tahu sebagai solusi pangan murah tinggi kalsium, juara I tingkat nasional AGROFEST 8 (Agroindustry For Education, Science, And Technology) 2016  dI UPI Bandung
    2. Lampu Multifungsi dengan Memanfaatkan Sel Volta Larutan Garam Dapur dan Asam Jawa, Juara ke-1 Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG),  Kota Tasikmalaya Tahun 2016
    3. Batik In Harmony [Inovasi motif batik dengan menggunakan har-monograf], Juara ke-1 Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG),  Kota Tasikmalaya Tahun 2016
    4. Biji Honje dengan Fermentasi Ampas Kelapa Menjadi Energi Terbarukan – Juara 3 Chemistry Creative Contest Expo Kimia UPI 2016 Tk. Nasional

 

  • FANCYGEN” (FAN ELECTRICITY GENERATOR) Pesta Sains Naional (PSN) STEM 2016, Institut Pertanian Bogor (IPB)
  • Pemanfaatan Ekstrak Kuhoma (Kulit Horse Mango) Sebagai Bioteknologi untuk Mempercepat Proses Produksi Tempe sehingga Dapat Meningkatkan Penghasilan Pengrajin Tempe di Kecamatan  RancaBango, Kota Tasikmalaya – Juara 2 LKTI Biologi UNP Kediri 2016 Tk. Pulau Jawa

 

  1. Pendayagunaan Energi Kinetik Air Bekas Wudhu sebagai Penggerak Turbin Piko hidro untuk Mengisi Ulang Baterai Powerbank – JuaraHarapan 1 LKTI-GT Expo Fisika UPI 2016 Tk. Nasional
  2. Pemanfaatan Limbah Kulit Limus (MangiferafoetidaLour) untuk Mempercepat Proses Pembuatan Tempe Kedelai (Glycine max) – Juara 2 LKIR Sonic Linguistic 2014 Tk. Nasional
  3. Kombinasi Limbah Kulit Biji Jambu Monyet (Anacardiumoccidentale L.) dengan Serbuk Gergajian Menjadi Biobriket sebagai Sumber Energi Alternatif – Juara 2 LKTIN ISRF UPI 2014 Tk. Nasional
  4. Pemanfaatan Limbah Kulit Biji Boa Frangsi Menjadi Biopelet – Juara 2 LKTI Tek. Industri Unisba 2014 Tk. Jawa Barat
  5. Kombinasi Biji Kecombrang dengan Kulit Kacang Mete Menjadi Biopelet sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan – Juara 1 LKIR Sonic Linguistic 2015 Tk. Nasional
  6. Pendayagunaan Air Bekas Wudhu sebagai Pembangkit Listrik Mini Hidro untuk Mengisi Ulang Baterai Powerbank – Juara 2 LKTI Tek. Elektro Gunadarma 2015 Tk. Nasional
  7. AKAL MONYET : Kombinasi Ampas Kelapa dengan Kulit Biji Jambu Monyet Menjadi Biobriket sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan untuk Meningkatkan Penghasilan Pengrajin Santan– Juara 1 LKTI PRISMA 5 Univ. Brawijaya 2015 Tk. Nasional
  8. Pemanfaatan Alat Pemeras Kain Pel untuk Mengisi Ulang Baterai Powerbank – Juara 1 LKTI Pekan Ilmiah Fisika Unnes 2015 Tk. Nasional
  9. SMART MOP – Juara 3 Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) PSN IPB 2015 Tk. Nasional
  10. Pemanfaatan Honda Fespa Sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan – Juara 3 LKHP UNSOED 2015 Tk. Nasional
  11. MOTYGEN : Mop Electricity Generator – Juara 1 LKTI Tek. Industri Unisba 2015 Tk. Jawa Barat
  1. Peserta Didik dan guru, terdorong untuk lebih giat membaca Al Quran dengan adanya leveling kemampuan baca tulis alquran yang diprogramkan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Muttaqin.
  2. Hafalan alquran dikalangan siswa,  semakin meningkat. Sebagai gambaran, sekolah menargetkan lulusan minimal hafal 2 juz untuk kelas regular, pada faktanya sejumlah lulusan tahun 2017 sudah ada yang mampu memiliki hafalan alquran 9-7-6-5-2 dan rerata 1 juz. 
  3. Khusus kelas sains tahfidz, target mereka hafal 5 juz saat lulus, mereka ternyata disemester kedua sudah banyak yang mampu hafal alquran lebih dari 3 juz, bahan 6 juz. 
  4. Spirit keberislaman lulusan cukup baik.
  5. Lulusan sekolah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta favorit di Indonesia ITB, UI, ITS, UGM, UNPAD, IPB, UPI, UNJ, UNS, UNDIP, UIN Sunan Gunung Jati, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UNBRAW, UNSOED, UDAYANA, POLBAN, POLMAN, PNJ dan lain-lain. 
  6. Lulusan SMA Al Muttaqin mampu menjadi outcome bagi perguruan tinggi negeri unggulan seperti menduduki posisi strategis organisasi kemahiswaan
  • Ketua LDK Salam UI, M. Fathan Mubina
  • Ketua LDK ITS Manarul Ilmi, Ilham Azmi
  • Ketua Senat Mahasiswa Papet UGM,  Afan Fauzan
  • Anggota MWA WM ITB, M. Arya Jamal
  • Anggota MWA WM UNDIP,  Fawaz Sidqi
  1. Peserta didik mencapai juara di bidang akademik maupun non akademik dalam berbagai ajang lomba baik Tingkat Kota Tasikmalaya  maupun tingkat Provinsi Jawa Barat, bahkan tingkat nasional.
  2. Sekolah berbasis riset mulai tumbuh, seiring dengan menjuarai lomba lomba penelitian yang diadakan berabagi institusi pendidikan tinggu maupun Dinas Pendidikan/ Pemkot/ Pemprov.
  3. Kemampuan berfikir ilmiah peserta didik terus terasah. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan peserta didik membuat karya tulis ilmiah yang dipresentasikan di hadapan guru dan diwadahi dalam bentuk Karya Keilmuan.
  4. Guru dan kepala sekolah mencapai juara pada ajang guru berprestasi dan kepala sekolah berprestasi di Kota Tasikmalaya  maupun tingkat Jawa Barat. 
  5. Guru mendapat dari dari QITEP (Quality Improvement for Teacher and Education Personal) in Science dan SEAMEO (South East Asia Minister of Education Organization).
  6. Sekolah mampu menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga lain seperti LIPI dan menjadi tuan rumah Perkemahan Ilmiah Remaha Nasional (PIRN) se Indonesia tahun 2015. 
  7. Peserta didik yang tergabung dalam OSIS, aktif di Forum OSIS Jawa Barat.
  8. Ketua OSIS berhasil lolos dalam ajang Indonesia Student Leardeship Camp (ISLC) yang diselenggarakan Universitas Indonesia selama 5 tahun terakhir.
  9. Organisasi kerohanian (Rohis) lebih proaktif dalam melaksanakan program peningkatan kesholehan di lingkungan sekolah.
  10. Lahirnya kegiatan filantropi siswa seperti bakti sosial, bedah rumah.

Estetika, Puisi Minggu Ini: Aep Saefuloh dan Yayu Nursyayidah Yusuf

Puisi Aep Saefuloh

Pembayunku di Keluarga “Atqiya”

23012021 18:51 WIB

 

Usia anak gadisku seusia sekolahku

SMA Al Muttaqin memasuki genap usianya

Putri sulungku pun demikian

Tempat kerjaku terlahir 2003

Gadis pembayunku pun demikian

 

2003 tahun bersejarah dan hari jadimu

Nama terbaik pun disiapkan sedemikian rupa

Reflek kuberikan nama keluarga besarku “atqiya”

Selamat datang nak di keluarga“atqiya”

Semoga menjadi wanita shalihah yang dibanggakan

 

Ayah dan Ibumu mengharapkan kesuksesanmu

Kami percaya ke lembaga Al Muttaqin

Lembaga yang siap menghantarkan kesuksesan

Sukses dunia juga sukses akhirat

Harapan semua insan begitu pun “atqiya”

 

2021 tahun penentuan tuk meneruskan citamu

Ikuti petuah orang tua dan gurumu

Siapkanlah keseriusanmu tuk masa depanmu

Masa depan yang penuh dengan tantangan

Keluarga “atqiya” mendukungmu begitu pun yang di sekelilingmu

 

Lembaran Baru Tahun 2021

010121 04.26 WIB

 

Rembulan bercahaya di langit Jakarta

Pada malam pergantian tahun

Di Tasikmalaya tak nampak sama sekali

Namun menjelang shubuh mulai terlihat

Hingga nampak setelahnya

 

Mentari belum muncul sampai pagi

Bagaimana dengan sinarmu

Akankah terus menerangi jagat

Harapan itu yang terus diharap

Optimislah dalam hidup

 

Yakin Mentari kan menyinari

Tak usah putus asa dengan kehidupan

Munculnya sinar mentari tanda masih kehidupan

Teruslah berkarya untuk duniamu

seolah akan hidup selamanya

 

Kehidupan abadi itu kelak

Kehidupan yang tak bertepi

Jangan lupa akhiratmu

karena kau akan mati esok

menuju keabadian murung atau ceria

 

Jalan kehidupan pasti berliku

Sukakanberalihduka

Begitupun sebaliknya

Kuatkan pondasi spiritual

Yang siap memagari kehidupan

 

Lembaran baru dah dihadapan

Jadikanlah hidup bermakna

Hindari kedurjanaan

Hiduplah dengan ikhlas

Ikuti kata hati dan ketulusan

 

Jangan ikuti kata nafsu serakah

Esok lusa bukan milik kita

Mohonlah yang terbaik kepada Sang Khaliq

Tebarkan benih cinta ke semua makhluk

Pastikan lembaran baru penuh bermakna

 

Titah Cinta Yang Mahakuasa

080121 05:15 WIB

 

Ar Rahman Ar Rahman Ar Rahman

Maha Pemilik cinta kasih dan sayang

Titah-Mu telah Kau mandatkan kepada baginda tercinta

Insan spesial teladan alam

Cintanya tak bertepi perangainya kunanti

 

Hamba siap mengabdi dengan keteladannya

Tutur katanya yang menyejukan hati

Kau hiraukan caci maki

Meski penganiayaan silih berganti

Sikapmu emas akhlakmu mutiara

 

Ar Rahman Ar Rahman Ar Rahman

Ku tak kuat harus mampir di neraka-Mu

Tak pantas pula di surga-Mu

Limpahkan karunia dan ampunan-Mu

Tuk selalu berada dalam titah-Mu

 

Rukun Iman penangkal nestapa

Benteng ke labilan hati sanubari

Pegang teguh sejuta keyakinan

Kokoh nan kokoh pasti kokoh

Hingga menuju kesempurnaan

 

Syahadat, shalat, zakat, puasa,  juga haji

Rukun Islam yang mudah diucap

Berat dalam pembuktian amal harian

Anugerahkan kepadaku ya Rahman

Kekuatan lahir dan batin

 

Ar Rahman Ar Rahman Ar Rahman

Hiasi Iman dan Islam dengan Ihsan

Mengabdi pada Ar Rahman

Meski tidak terlihat dengan mata telanjang

Dia senantiasa memonitor kehidupan

 

Tepuk Tangan Tuk Negeri Antah Berantah

06012021 19:85 WIB

 

Tepuk tepuk tepuk

Apresiasi buat antiteror

Anti teror negeri antah berantah

Memang pantas ditepuktangani

 

Tepuk tepuk tepuk

Suara kedua tangan ditepukan

Pasukan antah berantah bergegas siaga

Tangkap jamaah di akhir tahun, kok akhir tahun ?

 

Kencleng … kotak amal mulai disoal = tanya rumput yang bergoyang

Disinyalir untuk pemberontakan

Perbuatan siapakah ? proyek siapkah ini … ?

Demi proyek proposal ketidaklogisan bermunculan

 

Sayang seribu sayang

Pasukan antah berantah siaga

Kok yang tidak nampak mudah ditangkap

Tapi yang nampak nan jelas susah diungkap

 

Ingat semua insan punya kewarasan

Dapat memfilter mana baik mana tidak

Masa sih tembak-menembak

Kok nyaris semua sasaran mirip

 

Negeri antah berantah

Mu apakah negeri ini ?

Yuk bentuk tim indipenden

Pak lurah malah ogah

 

Mana kesigapanmu … mana kepedulianmu

Ke sana runcing ke onoh tumpul

6 orang itu manusia pak lurah

Masa sih dianggap gedebog pisang

 

Puisi Yayu Nursyayidah Yusuf

Tanya?

 

Rintik hujan mengalun syahdu di sepertiga malam

Tengadahku pada Robbku tak lain hanyalah bersenandung merdu

Melantunkan sebuah doa, agar semua yang diharap terkabul

 

Kawanku, entah kenapa qalbu ini meringis

Merutuki ketidakberdayaan langkahku

Langkah yang membuat kalian bertanya

Mengapa engkau melakukan itu pada kami?

 

Kawanku, ketahuilah

Jauh dilubuk sanubariku

Tak sedikit pun terbesit ingin menyakiti kalian

Tapi apalah dayaku, mungkin kedewasaan belum nyaris terlihat dimataku

 

Kawanku, aku hanya berusaha ingin menjadi temanmu

Bukan yang selalu sok mengguruimu

 

Kawanku, aku hanya ingin menjadi tempatmu berkeluh kesah

Ketika kau kehilangan arah

 

Percayalah kawanku, aku bukanlah yang sempurna

Tapi aku hanya berusaha sempurna dimatamu.

 

Cilapus 2020

 

Aku apa kau?
Lautan emosi hinggap pada sarangnya
Terbendung dalam keegoisan jiwa
Terkadang senja begitu perih
mengikis iris lirih

 

ya…amuk teriak bagai petir
awan kian menjelma merintih
tanah terinjak bagai kotoran
namun fatamorgana seakan tertelan

 

sunyi senyap hadir dalam jiwa
kebingungan kian melanda
apa yang harus aku bawa
duka menyelimuti hati yang kian retak
makin dekat, jiwa ini terus meronta
tak berdaya rasanya hati ini
muak saja melihat perangainya
namun sekali lagi hati ni tak berdaya
melihat kepolosan jiwa yang remuk

 

ya….remuk dalam ketidaktahuan
remuk dalam kepolosan
remuk dalam ketidakberdayaan
remuk dalam keniscayaan

 

teruntuk kau yang mengejek jiwa penuh luka
diam saja, pendam semua kesombongan itu
tak sudi rasanya hati ini memaafkan
namun sekali lagi mimpi ini harus terkubur
diam, senyap dalam kesunyian

Cilapus 2016

 

Kaku

Dingin…Beku…Asaku

Lemah hati ini meraung senyap

Meraung kata dalam diam

Dalam angan yang tak bertepi

Tak berharap lagi meminta

Lagi dan lagi kau lemparkan candu itu

Candu yang membuatku muak melihat parasmu

Melihat harap yang tak kunjung ada.

Kini, kepasrahan ini mulai menyambutku

Mulai bertepuk tangan dengan kegaduhannya

Dengan kekosongan hati

Kekosongan angan…asa…harap

Asaku asamu hancur luluh lantah

Tak tersisa.

 

Marah menyisakkan puing-puing rerutuhan

Sesaat bercengkrama namun tak berarti

Mengelak langkah yang tak manusiawi

Merengek dengan ketidakberdayaan

Akankah semua ini punah?

 

Makhluk itu terus saja bergelantungan

Memekik nafas sang pemarah

Cilapus 2015

 

C!L@PU$

Hangatkan asa di sepi muara ini

Menatap imajinasi yang singgah beberapa jam yang lalu

Aku berkelana mencari sepenggal keyakinan yang tak bisa aku terka

Tapi …

Aku hanya mampu singgah dalam format teks yang berusaha aku cairkan,

aku uraikan, aku raba, dan terakhir kan aku bingkai

 

Olahan hati begitu berkecambuk dalam noktah yang tak bisa aku senandungkan

yang tak mampu aku dakwatkan dalam kerikil tengkorak pikirku

Asa yang selalu menyelimuti ragaku

Hingga aku singgah dalam titik yang tak bisa aku tolak di ujung teluk penantian

 

Persinggahan terakhirku

Untuk membentuk alam ini

Dengan sebuah janji yang terjerembab dalam catatan hati yang mengoyak

yang terurai lewat tetesan Arrahmaan, tengadah sepasang tangan, dan tersimpan dalam ubun-ubun mahkotaku.

Cilapus 2010

 

Salam Redaksi,

Kami menerima karya kreatif Pembaca AMQ Lovers. Rubrik Estetika terbit tiap hari Minggu.

Minggu, 24 Januari 2020

Serbaneka Alumni Memaknai Cinta Dalam Mendidik

SERBANEKA PADA ALUMNI DALAM MEMAKNAI 

BERKAH CINTA DALAM MENDIDIK 

(dari guru maupun siswa)

Oleh Aep Saefuloh, S. Pd., M.Pd. I.

Berjihad dalam Pendidikan adalah Perbuatan Mulia, 

tidak terbatas oleh Ruang dan Waktu

  • Guru Assabiqunal Awwalun dan yang sudah tidak mengajar lagi di SMA Al Mutttaqin
  • Guru Assabiqunal Awwalun

 

Assabiqunal Awwalun artinya orang-orang atau sahabat yang pertama, In In Kadar Solihin, S.S adalah orang yang pertama kali saya kenal melalui berkas lamaran untuk menjadi guru pada waktu itu bulan Maret 2003, sehingga saya masih ingat map lamaran beliau dengan seabreg tulisan yang dilampirkan, sehingga menjadi daya tarik tersendiri karena beliau pandai dalam menulis dan SMA Al Muttaqin memerlukan sumber daya manusia seperti itu. Alhamdulillah beliau memberikan untaian mutiaranya dalam buku ini.

Berkah  Mendidik dengan Cinta merupakan sebuah karya kontemplasi yang cukup mendalam, merefleksikan diri bagaimana menjadi seorang pendidik yang memiliki kebarokahan bagi putra/putri didiknya.  Lebih dari itu, merupakan sebuah asa manifestasi ilahiah, melahirkan generasi muda muslim yang lebih baik, sebuah generasi emas yang bermanfaat bagi kehidupan umat dan bangsa. 

Untuk melahirkan generasi emas yang berkualitas, peran pendidik berada pada garda terdepan setalah pendidikan di lingkungan keluarganya. 

Terdapat sejumlah ayat dalam  Al Quran yang menuntun para pendidik agar mampu menebar cinta dan kasih sayangnya untuk masa depan mereka, melahirkan putra-putri yang dididik supaya lebih berkualitas. 

QS An Nisa: 9 menyebutkan, ‘Hendaklah orang-orang itu khawatir, jangan sampai melahirkan generasi yang lemah setelah mereka’,” 

Pesan dalam QS Annisa 9 ini, menjadi sebuah energi dalam menebarkan rasa cinta dalam mendidik.  Energi melahirkan generasi yang lebih mumpuni. Semuanya dapat terealisasi dengan bahasa cinta kepada anak dalam melakukan pendidikan.  

Dominasi bahasa cinta anak, menjadi kunci keberhasilan guru dalam memberi pengaruh pada peserta didik. Kasih sayang, empati, dan kelembutan hati, dan simpati, serta kolaburasi dari pendidik,  mendorong pesan yang disampaikan dengan cepat menembus pikiran dan hati seorang peserta didik.

Ketika disampaikan dengan bahasa cinta, suatu pesan dalam mentantransfer sebuah wawasan, memberikan sebuah perintah, akan masuk ke level keyakinan atau belief system,  maka akan mudah dikerjakan oleh anggota tubuh. Bila pesan ini sudah masuk ke belief system yang berada pada pikiran bawah sadar, maka dengan mudah sistem ini memerintah anggota tubuh untuk melaksanakannya. Berbeda dengan anak yang hanya tahu, tapi belum yakin, maka sulit untuk melaksanakannya.

Hal inilah, menjadi kekuatan inti dari refleksi Berkah  Mendidik dengan Cinta, buah dari pengalaman menjadi pendidik selama sekian puluh tahun, dan terasakan hasilnya dari pandangan “para mantan” peserta didiknya. 

Mendidik dengan cinta adalah tema yang sangat pas ditengah asa pendidikan berkualitas. Refleksi pendidikan berdasarkan cinta relatif jarang ditemukan, baik di sekolah maupun di dalam keluarga. Apalagi dewasa ini, dunia pendidikan tergelayuti oleh kemajuan teknologi yang serba instan dan praktis dalam transfer of knowledge. Kehilangan ruh sentuhan komunikasi yang lebih komunikatif antara pendidik dan peserta didik.   

Dalam buku ini, penulis ingin membagikan refleksi sekaligus informasi tentang model pendidikan yang terkait dengan ide dan strategi dalam mendidik  yang lebih humanis.

Penulis memberikan penguatan, jika pendidikan hanya mengajarkan kecerdasan intelektual dan mengesampingkan pendidikan tarbiyah (emansipatoris) yang mendukung dan memanusiakan manusia, maka pendidikan yang dikeluarkan menomorsatukan karakter dan moralitas luhur, malah melahirkan ketidakberhasilan.

Oleh karena itu, penulis  pada beberapa bagian tulisannya, memberikan sebuah simpulan menarik untuk keberhasilan dalam mendidik seperti kata-kata positif dan dapat mendukung perilaku baik anak, memberikan apresiasi apapun yang terjadi pada peserta didik. Dan yang lebih penting lagi, penulis memberikan tips, pendidik harus memiliki prinsip mendidik sebagai bagian dari ibadah dan memahami proses pendidikan sebagai bagian dari aktualisasi (perasaan) cinta. 

Berkah mendidik dengan cinta, insya Allah menghindarkan terlahirnya generasi  dzurriyatan dhia’fan, tetapi terlahir generasi dzurriyatan thayyibah. Sebuah ihtiar suci  Rabbi habli min ladunka dzurriyatan thayyiban innaka sami’ud du’a. Ya Allah, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS Ali Imran ayat 38). Sebuah asa membangun generasi emas dengan berkah mendidik dengan cinta. *

 

  • Guru Alumni (Pengajar yang meneruskan jihad dalam Pendidikan di tempat yang berbeda)

 

Mengapa disebut guru alumni ? pertanyaan yang akan muncul dari sebagian orang yang pernah dekat ataupun tidak dengan lembaga ini. Dikatakan guru alumni bagi siapa saja yang telah mengabdikan diri dan mengajar di SMA Al Muttaqin walaupun sebentar, maka dalam rangka meneruskan cinta dalam dunia pendidikan Alhamdulillah kebiasaan baik SMA Pavorit di Priangan Timur dan mulai beranjak ke Pprovinsi, Nasional bahkan Internasional ini senantiasa dipelihara sejak awal tahun berdiri 2003 yang silam, berikut goresan tinta emas dari Diana Arianti Suherman, M.Pd. 

Mendidik dengan cinta, dan mencari keberkahan di dalamnya… 

Kalimat ini seyogyanya menjadi ruh setiap orang tua,  terutama pendidik. Sebagai orang tua, sebagian besar dari kita selalu bisa menerima anak tanpa syarat, mencintainya tanpa syarat tetapi menjadi seorang guru, keyakinan dan keterampilan mencintai peserta didik memerlukan proses yang panjang. Perlu diasah, dipupuk, dibina dan disiram setiap saat. Buku ini menyadarkan dan mengajak kita arti pentingnya bahasa cinta seorang guru terhadap siswanya.

Tidak ada cinta tanpa penerimaan, hal ini tersirat jelas dalam buku ini. Hal ini adalah awal dalam menumbuhkan cinta. Menerima bagaimanapun kondisi siswa, juga penerimaan bahwa dirinya telah memilih jalan menjadi seorang guru. Seorang sosok yang digugu dan ditiru. Sudah selayaknya, para pendidik menyadari, tugas mereka bukanlah hanya mentransfer materi, tetapi setiap hari yang dilewati, dirinya sedang mengemban amanah membangun peradaban, membangun generasi terbaik, generasi emas. Dan ini tentu saja tidak bisa terwujud tanpa keberhasilan guru dalam mempengaruhi siswanya. Kasih sayang, empati, penerimaan, kelembutan hati dan lisan, yang timbul dari keikhlasan, hal inilah yang mampu mesinergikan ikatan batin antara guru dengan siswanya. Ketika sinergi ini telah terjalin, pesan moral, adab, kebiasaan baik tidak sulit untuk berkembang dalam diri siswa, dan inilah inti dari proses Pendidikan. 

Proses mencintai merupakan proses seumur hidup, Dalam buku ini, penulis mencoba membagikan refleksi bagaimana mendidik dengan cinta, proses mendidik secara humanis. Dengan Bahasa yang lugas dan mudah dipahami, ditambah dengan contoh-contoh konkrit, buku ini seolah menjadi angin segar dan pengingat bagi para pendidik untuk menyadari pentingnya memiliki keterampilan mengemas cinta dalam proses Pendidikan. 

Berkah mendidik dengan cinta, sesuatu yang harus dipahami setiap guru bahkan orang tua. Semoga mimpi dan cita-cita kita untuk melahirkan generasi terbaik dapat Allah anugrahkan kepada kita. Aamiin. 

Salam cinta untuk semua pendidik…

 

  • Para Alumni (Partner Dakwah)

 

Dulu ananda semua merupakan murid kami, peserta didik kami biasa belajar yang terbatas empat dinding tembok alias kelas, tapi setelah lulus tamat dan menjadi alumni, maka bergeserlah predikatmu dari siswa, murid, peserta didik menjadi partner dakwah, Allahu Akbar …

Pendidikan SMA hanya membantu meletakan dasar batu pertama ke arah kedewasaan untuk memaknai kehidupan, dengan ijin Allah swt. SMA        Al Muttaqin telah meluluskan ribuan alumni dan Alhamdulillah mereka tersebar diberbagai pelosok dengan aktivitas yang berbeda, berikut sebagian bentuk rasa kangen mereka dalam bentuk goresan tintanya yang original, semoga berkenan.

Affrilia Utami Angkatan 9, menuliskan bentuk cintanya kepada almamater pada tanggal 30 Desember 2020, beliau siswa yang aktif dalam menulis juga siswa yang kerap menyabet trophy dalam even perlombaan-perlombaan yang bergengsi, orangnya kalem, humble, hormat pada guru dan berwawasan luas sehingga bisa keliling dunia.

Mengenang cinta lebih dari kenangan,​ selintas kalimat tersebut muncul usai membaca beberapa tulisan Pak Aep yang saya terima.

Mungkinkah manusia dapat dengan sempurna mencintai? Banyak dari kita, mungkin termasuk salah satu di antaranya kita yang mencintai dengan ego dan kelekatan pada kepentingan diri. Kita tidak untuk dilahirkan dengan kesempurnaan, namun ketidak sempurnaan kita yang menjadikan pembelajaran akan hidup menjadi lebih indah dan menantang.

Dari tulisan pak Aep kita belajar agar cinta tidak menjadi cacat. Tidak menjadi transaksi. Apalagi ketika kegagalan cinta berubah menjadi benci. Cerita lama yang tak kunjung berubah di dalam kamus manusia. Cinta yang tidak dapat dipahami secara sempurna akan selalu mengandung kepentingan diri yang tersembunyi, bukan rasa saling memiliki dan kemudian menjaganya yang menjadikan besar peran fungsi pendidikan di dalamnya.

Padahal, cinta adalah inti dari semua agama dunia, terlebih Islam. Teladan terbaik manusia yakni Muhammad Saw, bagaimana beliau mengajari kebathilan dan kebodohan dengan cinta yang menyejukan. Beliau bukan saja milik Islam tapi semua manusia di dunia menjadi keteladanannya. Cinta yang tidak hanya diarahkan pada manusia, tetapi juga kepada semua mahluk, dan kepada sang Pencipta.

Maka sekali lagi Pak Aep meruncingkan suatu kunci dari kehidupan manusia untuk saling mencintai dan memberi. Dan pendidikan dengan cinta merupakan suatu solusi terbaik untuk mempertahankan kedamaian dan kemajuan di seluruh permukaan bumi hingga akhirat.

Selama mengenyam pendidikan di SMA Al Muttaqin, banyak dorongan yang buat saya lebih memahami tujuan dan prinsip hidup dari guru-guru yang melindungi pondasi pendidikan dengan cinta yang memagarinya. Anak-anak yang bisa lebih cepat berkembang dibahan bakari dengan peletakan cinta yang baik dan kuat yang kemudian menjadi kuda-kuda bagi diri dan hatinya.

Cinta yang seperti apa? Cinta dalam bentuk peleburan kepada Tuhanlah yang menjadi ajaran tertinggi. Cinta dalam kebaikan yang menjadi bentuk seni menjalani hidup dengan lebih baik dan penuh kedamaian dalam jiwa.

Barokallah pak Aep, terima kasih sudah menuliskan ini untuk kami kenang. Semoga bisa terus menulis dan menebarkan cinta sedalam-dalamnya.

Fawaz Muhammad Sidiqi Angkatan 8, Partner dakwah yang kedua ini, orangnya serius dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar dan juga hobinya menulis serta pernah menjadi bagian dari penentu kebijakan di Universitas Diponegoro yaitu mejadi angota Majelis Wali Amanah (MWA).

“… Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri, jika pendidikan yang berkembang saat ini juga kerap menanggalkan dan meninggalkan para anak didik dalam kubangan pesimisme. Oleh karena itu, tidak jarang pula kita menyaksikan banyak anak didik yang merasa kesepian di tengah keramaian dan perkembangan zaman seperti yang terjadi sekarang ini..”

Penggalan paragraf di atas jadi salah satu kutipan favorit saya dari tulisan pak Aep tentang Berkah Cinta dalam Mendidik. Sekalipun hampir setiap detil tulisannya memang memiliki pesan dan kesan mendalam. Sebuah tulisan yang tidak hanya datang dengan teori kosong tapi juga berangkat dari pengalaman seorang guru yang sudah lama  berkecimpung di dunia pendidikan.

Ide dan tajuk “Berkah Cinta dalam Mendidik” buat saya sendiri seolah jadi jawaban dan oase di tengah problematika pendidikan hari ini yang (sesuai pak Aep tuliskan) sering disalahartikan.

Banyak orang menganggap bahwa pendidikan adalah soal seberapa luas dan indah, serta lengkap fasilitas fisik; seberapa banyak peserta didik atau bahkan seberapa mahal biaya pendidikannya.

Padahal sekalipun masing-masing hal di atas mungkin saja penting, tetapi sejauh yang saya pahami dan rasakan justru sosok guru-lah yang menjadi unsur terpenting dari sebuah proses pendidikan.

Guru yang memiliki prinsip mendidik sebagai bagian dari ibadah dan memahami proses pendidikan sebagai bagian dari aktualisasi (perasaan) cinta.

Guru yang memiliki karakter demikian menurut hemat saya tidak hanya akan dapat menghasilkan murid berkualitas, tetapi manusia yang siap menghadirkan kebaikan dan perbaikan baik ketika masih belajar maupun pasca-lulus sekolah.

Barakallahufiikum…

Tulisan yang bagus dan cocok dijadikan bahan refleksi kita, pak 👍

Daniel Tohari Angkatan 13, sosok peserta didik yang sangat sederhana, bersahaja tapi penuh makna pada masa itu, dia senantiasa tawadlu kepada semua warga sekolah terlebih kepada gurunya, dengan ijin Allah bisa berlabuh di Universitas Brawijaya sesuai dengan passionnya, dan mengukir prestasi lewat penelitian sehingga bisa ke luar negeri dan membawa trophy, beliaupun ternyata menyimpan kenangan cinta dalam sanubarinya.

“…dalam sebuah keluarga juga untuk menuju keharmonisan butuh cinta dan perhatian lebih sehingga sejuta langkah terus dicari, begitupun dalam mendidik membutuhkan jurus akurat dan jitu supaya materi yang akan disampaikan kepada peserta didik bisa sampai ke lubuk hatinya…”

Penggalan paragraf tersebut menjadi hal yang menarik untuk diulas lebih dalam bagi saya pribadi. Suatu konsep “cinta” di dalam dunia pendidikan sangat penting untuk ditumbuhkembangkan. Perasaan yang menjadi modal utama dalam meningkatkan keharmonisan rumah tangga ini juga akan menjadi modal yang serupa bagi setiap guru dan siswanya di sekolah, bagaimana mungkin setiap coretan ilmu dari sang guru akan tersampaikan ke dalam hati siswanya jika konsep “cinta” ini tidak ada?

Mengapa demikian? Bayangkan saja seekor harimau yang terkenal dengan keganasannya akan luluh dalam belaian pawangnya. Seorang pawang ini bukanlah seorang pesulap apalagi dukun, tetapi hanya manusia biasa yang senantiasa menanamkan rasa cintanya kepada harimau setiap saat, analogi yang sama antara guru dan siswanya. Seorang guru yang hebat bukanlah pesulap ataupun dukun, melainkan seseorang yang senantiasa menanamkan dan merawat rasa cintanya kepada para siswa setiap saat. Mengapa setiap saat? Mengapa tidak di waktu sekolah saja? Karena guru akan senantiasa mendoakan para siswanya setiap saat agar menjadi seseorang yang bermanfaat bagi agama dan bangsanya di suatu hari nanti.

Penulis buku ini merupakan seorang guru yang bukan hanya sekadar bertitel “guru”, melainkan juga sesosok yang selalu menebar “cinta”nya kepada setiap siswa dengan karakter yang beragam. Saya menjadi ingat kembali pada waktu SMA ba’da dzuhur setelah sholat di masjid, Pak Aep dengan percaya dirinya memberikan kesempatan kepada saya untuk mengukir nama di ITB dengan mengikuti salah satu lomba yang cukup terkenal pada masanya, yaitu Olimpiade Astronomi Astara Ganesha 2017 dan dari lomba tersebut saya bisa merasakan bangganya mengalungi medali perak di depan salah satu kampus terbaik negeri ini, ITB. Tidak sampai di situ saja, Qodarulloh, Pak Aep hadir di dunia sekolah menengah saya untuk mendukung, memotivasi, dan memberikan saya pelajaran berharga tentang kesabaran dan pantang menyerah. Medali tersebut menjadi saksi sejarah bahwa guru yang cinta kepada siswanya akan mencetak generasi-generasi yang unggul di bidangnya. Terima kasih Pak.

Semoga ulasan singkat ini dapat menjadi “suplemen” bagi siapapun yang membaca buku ini, 

Barokalloh.

Strategi Fast sebagai Platform Best Practice Sekolah Budaya Riset

Oleh Drs. Jenal Al Purkon, M.Pd.

Strategi yang kami pilih dinamakan dengan FAST, yakni akronim dari Fathonah, Amanah, Sidiq, dan Tabligh. Strategi ini kami ambil dari intisari sifat  nabi Muhammad saw.

 

Fathonah memiliki arti cerdas. Memiliki makna, bahwa peserta didik SMA Al Muttaqin haruslah memiliki kecerdasan guna memahami dan menggali ilmu pengetahuan.

 

Amanah memiliki arti dapat dipercaya. Dalam hal ini, sekolah mendorong dan mendidik peserta didik agar kelak dapat dipercaya dan dapat menjadi pemimpin.

 

Shidiq artinya benar. Bukan hanya perkataan yang benar, tetapi juga perbuatannya yang benar. Ini memiliki makna, sekolah mendorong para siswa memiliki tutur kata sopan santun yang baik serta akhlak perilaku yang benar sesuai tuntutan nabi dan rasul.

 

Tabligh artinya menyampaikan. Dalam hal ini para lulusan SMA Al Muttaqin diharapkan dapat berkiprah dan berkontribusi bagi pembangunan umat dan bangsa masa depan.

 

Secara makna kata, Fast dalam bahasa Inggris memilki pengertian cepat. Dalam hal ini, saya ingin mewujudkan pemercepatan akselarasi program dengan cepat penuh perhitungan dan tepat sasaran,  namun tidak terburu buru.

 

Strategi FAST dalam menumbuhkembangkan budaya riset yang berkarakter,  pengembangan pemahaman keberislaman dan peningkatan akhlak mulia terimplementasi kepada program khas sekolah yang diberi nama Al Muttaqin Character Building (ACB).  ACB berupa TKK (Test Kecakapan Khusus) sebagai sebuah pemodelan test potensi siswa yang mengarahkan dan mengantarkan siswa agar mampu memahami, menghayati dan mengamalkan al Islam,  dan mampu memecahkan masalah melalui budaya riset.

 

Melalui FAST,  diarahkan bagaimana peserta didik mampu untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya,  memiliki jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan serta kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. FAST mendorong intelektualitas seseorang mengelola sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masal.

 

Tahapan Operasional Pelaksanaan Strategi

Untuk mewujudkannya tahapan operasional pelaksanaan strategi, yakni dengan koordinasi berjenjang:

  1. Briefing harian unsur pimpinan,

Ide gagasan pengembangan budaya riset sebagai ciri sekolah diwacanakan pertama kali ditingkat pimpinan yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Kendali Mutu.

  1. Rapat mingguan,

Pada rapat ini, digagas pointer-pointer penting tentang pentingnya pengembangan budaya riset sebagai bekal para lulusan. Dimunculkan gagasan bagaimana membangun karakter lulusan sesuai dengan sifat-sifat nabi.

  1. Rapat pembinaan bulanan.

Pada momen ini dihadiri semua elemen guru. Kali pertama gagasan disampaikan kepada guru dan mewacanakan program untuk bias ditindaklanjuti.

  1. Rapat kerja

Disepakatinya semua elemen sekolah mengusung program sekolah berbasis riset dengan pendekatan membangun karakter sesuai sifat nabi FAST.

Untuk efisiensi dan efektifitas program, sekolah membentuk Tim Pengembang Sekolah yang terdiri dari guru-guru senior yang mewakili setiap rumpun bidang keilmuan dan pengembangan diri siswa.

Tahap selanjutnya dalam membangun program  budaya riset berbasis FAST adalah dalam bentuk sebagai berikut.

  1. Pelaksanaan goal program dimulai pada rapat kerja tahunan sejak tahun akademik 2015-2016 bahwa program unggulan SMA adalah pengembangan riset berkarakter dengan pendekatan FAST;
  2. Memberikan motivasi dan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah tentang arti penting, dan filosofis FAST bagi pengembangan pribadi siswa sebagai pemegang estafeta kepemimpinan ummat masa depan.
  3. Merumuskan standar materi atau strategi implementasi program TKK Al Muttaqin Character Building yang terdiri atas komponen:
  4. Karya Keilmuan/Penelitian
  5. Muhasabah FAST
  6. Al Islam (Praktik Ibadah, Aqidah, Fiqih)
  7. Hamilil Quran
  8. Pemberian motivasi dan aplikasi FAST kepada siswa dilakukan oleh setiap guru yang mengajar di kelas,
  9. Pengembangan budaya hamilil quran yang dilaksanakan pada setiap jam pertama KBM dan dilaksanakan test murojaah setiap bulannya..
  10. Penataan lingkungan belajar baik untuk indoor maupun outdoor learning yang menunjang kepada budaya riset;
  11. Membangun kebersamaan antara elemen-elemen sekolah;
  12. Memberikan program pendidikan yang menantang seperti munaqosyah
  13. Pengembangan sekolah berbasis riset diawali dengan pembuatan program
  14. Penguatan ekskul KIR IQRA dan Jurnalistik Q SMART
  15. Program Karya Keilmuan/Penelitiaan bagi siswa sesuai peminatan yang dipilihnya
  16. pembuatan majalah (Muttaqin Magazine) MM bagi guru dan Q Smart bagi siswa.
  17. Pemberian penghargaan Teacher Award bagi guru,
  18. Pemberian penghargaan Student Achievemt Award bagi siswa
  19. Menyelenggarakan event lomba ASC (Al Muttaqin Student Challenge)
  20. Menyelenggarakan pameran karya penelitian di ajang ASC
  21. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan oleh sekolah.

Dengan dua tahapan operasional ini, diharapkan SMA Al Muttaqin menjadi salah satu sekolah unggulan yang menawarkan keseimbangan kompetensi lahir dan batin, yakni iman, ilmu, amal, dan ikhlas berkarya dalam hidup di masyarakat.

 

Jurnal Mengajar

Assalamualaikum Wr. Wb

Pembelajaran tidak hanya sekedar transfer pengetahuan namun ada hal yang lebih penting yaitu kita mendidik peserta didik sebagai generasi muslim unggul, Bertaqwa kepada Allah SWT Berbhakti kepada Orang Tua serta mampu berkontribusi dalam kerangka kemajuan islam bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara dan umumnya dunia

Dalam pelaksanaan pembelajaran haruslah terdokumentasi dengan baik agar bisa melakukan evaluasi pembelajaran secara terukur dan terarah. Untuk itu SMA ALMUTTAQIN mewajibkan kepada seluruh Assatidz dan Assatidzah untuk selalu mengisi Jurnal Mengajar setiap setelah selesai melakukan pembelajaran.

Semoga ikhtiar ini sebagai suatu bentuk untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di SMA ALMUTTAQIN.

Klik Link Untuk Pengisian Jurnal Mengajar

Wassalamualaikum Wr. Wb

TTD

 

Wakasek SDM

 

PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI PULAU JAWA TERHADAP PEMBERLAKUAN HOME LEARNING DI MASA PANDEMI COVID-19

 

 

 

Oleh: Yanti, S.Si., M.Si

 

Pandemi yang disebabkan oleh Coronavirus disease (Covid-19) telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk negara Indonesia. Wabah ini berdampak pada berbagai bidang kehidupan manusia, tidak hanya pada bidang kesehatan, tetapi juga bidang industri, jasa, pariwisata, ekonomi, serta  pendidikan. Salah satu bidang yang terdampak cukup signifikan adalah bidang pendidikan.

Pemerintah secara terpaksa menetapkan kebijakan berupa pemberhentian kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebagai gantinya, kegiatan belajar dan mengajar dilakukan di rumah (home learning). Home learning di masa pandemi ini dianggap sebagai terobosan atau paradigma baru dalam kegiatan belajar mengajar, dimana dalam proses kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru tidak perlu hadir di ruang kelas. 

Media pembelajaran yang dapat digunakan pada saat home learning diantaranya adalah media pembelajaran berbasis e-learning. Pembelajaran berbasis e-learning memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Home learning dengan media pembelajaran berbasis e-learning diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa terutama siswa SMA. Hal ini dikarenakan siswa SMA harus sudah bisa belajar mandiri dan siswa SMA akan melanjutkan ke jenjang berikutnya yang membutuhkan kemandirian lebih tinggi.

Pembelajaran berbasis e-learning berakibat pada perubahan budaya belajar. Terdapat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan e-learning diantaranya siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi dan mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. 

Dua siswa SMA Al Muttaqin Kota Tasikmalaya (Sylna Aini Ambarsari dan Tiara Nur Azizah) di bawah bimbingan guru pembimbing (Yanti, S.Si., M.Si) melakukan penelitian untuk mengetahui persepsi siswa sekolah menengah atas terhadap pemberlakuan home learning dan efektivitas media e-learning yang digunakan di masa pandemi Covid-19.

Penelitian ini terdiri dari pengisian google form dan wawancara berupa pertanyaan terbuka. Untuk mengetahui persepsi, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan google form berupa pertanyaan terbuka. Sedangkan, untuk mengetahui efektivitas media e-learning yang digunakan, peneliti menggunakan metode wawancara terbuka yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi zoom. Proses penelitian ini dilakukan secara dalam jaringan (daring) di rumah masing-masing peneliti. Jumlah keseluruhan responden yang bersedia mengisi kuesioner terbuka mengenai persepsi berjumlah 133 siswa SMA domisili sekolah berada di Pulau Jawa. 

Persepsi siswa terhadap pemberlakuan home learning di masa pandemi Covid-19 diamati dari tiga aspek, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Aspek kognisi terdiri atas tema eksternal, internal dan netral. Sebagian besar jawaban berada pada tema eksternal, bahwa home learning merupakan alternatif/solusi untuk mencegah penyebaran Covid-19. Jawaban pada tema internal berpendapat bahwa home learning itu sulit untuk difahami, bosan dan membuat sakit mata karena penggunaan gawai yang terlalu lama. Pada tema netral, mereka menjawab terdapat kelebihan dan kekurangan pada home learning

Aspek afeksi terdiri atas tema emosi positif, negatif dan tidak emosi. Sebagian besar jawaban berada pada emosi positif, mereka merasa senang dan rindu. Mereka merasa senang karena tetap dapat berinteraksi dengan temannya walaupun secara daring, mereka juga merasa rindu jika ada pembelajaran yang dilakukan secara live teaching diantaranya melaui aplikasi zoom.

Menurut persepsi yang bertemakan emosi negatif, mereka merasa hubungannya tidak sedekat dahulu, canggung, kesulitan dalam berkomunikasi, melelahkan, interaksinya kurang puas dan terkadang malas. Selain itu, ada juga jawaban yang mengatakan bahwa siswa merasa terbebani ketika berinteraksi dengan guru, dikarenakan guru-guru hanya memberi tugas kemudian offline. Sebagian kecil jawaban yang bertemakan tidak emosi adalah mereka merasakan hal yang biasa-biasa saja. 

Aspek konasi terdiri atas tema antusiasme siswa, ketekunan siswa, kedisiplinan siswa dan inisiatif siswa. Menurut persepsi siswa berdasarkan tema antusiasme mereka berpendapat agar tetap berperan aktif walaupun pembelajaran dilakukan secara home learning, bertanya jika ada materi pelajaran yang belum difahami, diskusi dengan teman, saling mengingatkan dengan teman dan mengikuti arahan pembelajaran yang ditentukan.

Berdasarkan tema ketekunan siswa, mereka beranggapan aksi yang dapat mereka berikan agar tetap aktif adalah dengan tetap berusaha belajar, mendengarkan guru ketika sedang menjelaskan materi dan belajar secara mandiri di lain waktu pembelajaran bersama guru. Berdasarkan tema kedisiplinan siswa, mereka beranggapan aksi yang dapat mereka berikan agar tetap aktif adalah dengan tetap disiplin, dimana siswa dapat absen tepat waktu, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya tepat waktu dan mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum belajar dimulai. Berdasarkan tema inisiatif siswa, mereka beranggapan aksi yang dapat mereka berikan agar tetap aktif adalah dengan memotivasi diri agar terus semangat dalam mencapai sesuatu yang diinginkan, menggali dan mencari kreativitias, mencari sumber/referensi materi dan membuat catatan/rangkuman dari materi yang telah didapatkan.

Efektivitas Media E-Learning di Masa Pandemi Covid-19 diteliti melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan sasaran, sumber dan proses. Pada pendekatan sasaran, jawaban yang dihasilkan adalah siswa dapat memahami materi pelajaran apabila guru menggunakan aplikasi zoom sebagai sarana penyampaian materi, sehingga memudahkan siswa memahami materi dan juga suasana belajarnya sama seperti pembelajaran tatap muka.

Pendekatan sumber menunjukkan bahwa sarana pendukung home learning adalah memadai. Pendekatan proses menunjukkan adanya kendala, namun kendala tersebut sebagian besar dapat terselesaikan.

Peneliti menyimpulkan bahwa home learning merupakan alternatif/solusi untuk mencegah penyebaran Covid-19. Efektivitas media e-learning di masa pandemi Covid-19 cukup efektif apabila guru menggunakan aplikasi tatap muka online seperti zoom sebagai sarana penyampaian materi sehingga memudahkan siswa memahami materi dan juga suasana belajarnya seperti pembelajaran tatap muka.

 

(Dokumentasi wawancara bersama salah satu responden)