Sembilan Karakter Budaya Riset

Oleh Drs. Jenal Al Purkon, M.Pd.

Pengertian budaya
Budaya adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan sering bersifat abstrak.
Adapun perwujudan budaya adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Contohnya, perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, seperti pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain. Semua ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Riset adalah penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yg baru, atau melakukan penafsiran yg lebih baik

Budaya riset secara umum memiliki makna sebagai suatu desain sistem kehidupan yang terwujud secara panjang, yang dapat menjadi pedoman hidup terbuka dan bersama bagi seluruh anggota masyarakat.

Budaya riset dipengaruhi setidaknya tiga hal penting, yaitu  (a) kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya,  (b) Jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan serta kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif  dan (c) intelektualitas yang memungkinkan seseorang mengelola sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.

Terdapat beberapa sifat/karakter yang harus dimiliki bagi para peserta didik dalam mengembangkan budaya riset, yakni
1. Mampu membedakan fakta dan opini
Fakta merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi, memiliki bukti ilmiah sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan opini merupakan pendapat pribadi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan tingkat kebenarannya. Untuk itu dalam studi pustaka, seorang peneliti harus mampu menyarin dan membedakan antara fakta dan opini.
2. Memiliki sikap santun dan berani dalam berargumentasi
Seorang peneliti yang baik harus memiliki sikap santun, rendah hati dan berani dalam menyampaikan argumentasinya terkait hasil penelitian. Disini ia dituntut untuk tidak mengedepankan emosi dalam menghadapi orang-orang yang mungkin tidak sepemikiran dengan dirinya. Seorang peneliti harus yakin terhadap apa yang ia teliti karena sebuah hasil penelitian telah dihasilkan dari sederet fakta yang jelas sumbernya.
4. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi
Seorang peneliti hendaknya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terkait apa yang sedang ia teliti. Dari sikap inilah, ia akan terdorong agar bisa terus belajar sehingga wawasannya menjadi luas dan modern.
5. Peduli terhadap lingkungan
Seorang peneliti hendaknya memiliki rasa peduli terhadap lingkungannya sehingga disetiap langkah penelitiannya ditujukan untuk kemaslahatan lingkungan, bukan malah merusak lingkungan.
6. Ilmiah dan kritis
Seorang peneliti harus selalu bersifat dan bersikap ilmiah dan tidak mengada-ngada. Ia juga dituntut untuk kritis terhadap segala sesuatu yang berkembang disekitarnya.
7. Berani mengusulkan perbaikan atas suatu kondisi dan bertanggung jawab terhadap usulannya
Seorang peneliti harus berani mengusulkan perbaikan terhadap suatu kondisi serta berani bertanggungjawab terhadap usulannya. Darisinilah kemudian ia mengemban dengan baik usulan tersebut, melakukan yang terbaik dan dibuktikan dengan sebuah karya yang nyata.
8. Tidak individualis
Manusia merupakan makhluk sosial dimana memiliki keterikatan antar sesamanya. Manusia tidak bisa hidup sendiri, untuk itu bagi seorang peneliti, ia dituntut bisa bekerja sama dengan orang lain baik dikehidupan sehari-hari maupun dalam sebuah proyek penelitian.
8. Memiliki sikap jujur
Seorang peneliti boleh salah namun ia tidak boleh berbohong. Ia harus menjunjung tinggi nilai kejujuran yang berdiri di atas sebuah fakta. Terkait dengan hasil penelitian, ia harus yakin bahwa penelitiannya benar.
9. Memiliki sikap tekun
Adakalanya sebuah penelitian harus dilakukan dalam rentang waktu yang sangat lama dan berulang-ulang. Untuk itu perlu adanya sikap tekun bagi seorang peneliti. Ia harus mampu menghapus sikap malas, ceroboh, mudah jenuh, tergesa-gesa dll yang nantinya justru membuat hasil penelitian menjadi buruk.

Khitah pembangunan budaya riset peserta didik menjadi niscaya untuk in put perguruan tinggi yang berorientasi pada kemajuan sains dan teknologi, untuk marwah bangsa di tengah pergaulan internasional.  Apalagi, di era global, kompetensi anak bangsa bersaing dengan bangsa lain. Sebabnya, Kita tidak ingin anak bangsa kita hanya sekadar menjadi pekerja atau buruh di tanahnya sendiri.

Comments are closed.