Sistem Pejaminan Mutu Al Muttaqin Sekolah Bermutu, Terus Melaju, Menjadi Nomor Satu

Upaya Peningakatan mutu terus melaju, diimbangi dengan adanya penjaminan mutu. Acuan mutupun dapat lebih terukur dan teratur.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud mendorong setiap satuan pendidikan untuk melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) agar dapat mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Adapun yang menjadi payung hukumnya  adalah Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah.

Bagi SMA Al Muttaqin, berbicara mutu, sudah menjadi komitmen sejak awal berdiri. Diawal tahun pendiriannya, sekolah ini telah memiliki sebuah tim khusus untuk menjaga dan meningkatkan mutu. Namanya Tim Kendali Mutu (TKM). Sekolah menegaskan, TKM menjadi ruh untuk terus melakukan upaya upaya peningkatan dan perbaikan mutu. Bahkan, bukan hanya itu, TKM harus mampu melakukan lompatan lompatan inovasi dan kreativitas. Salah satu komitmen mutu yang dibangun di awal tahun pendirian, yakni SMA Al Muttaqin dalam peningakatan mutu, melakukan prosedur ISO.

TKM SMA Al Muttaqn dengan kinerjanya, kemudian telah ditingkatkan menjadi TPM (Tim Pengendali Mutu) ditingkat Yayasan Al Muttaqin. Salah satu produk TPM yang terasakan hingga hari ini adalah adanya kurikulum mulok LPI dari mulai tingkat TK, SD, hingga SMA Al Muttaqin. Produk lainnya, sejak beberapa waktu lalu, LPI Al Muttaqin telah memiliki raport guru.

Raport guru di SMA Al Muttaqin senantiasa diberikan kepada guru dalam setiap semesternya. Komponen yang ada dalam raport guru salah satunya adalah hasil supervisi akademik, rekam jejak kehadiran dalam KBM, dan penilaian terhadap seluruh aspek kompetensi yang harus dimiliki guru mulai kompetensi pedagogik hingga kompetensi sosial. Lantas, bagaimana dengan konsep SPMI yang digulirkan pemerintah ?.

Pada intinya, tugas TKM Al Muttaqin dengan SPMI memiliki substansi yang sama, yakni bagaiman sekolah itu bermutu. Yang membedakannya hanyalah pada aspek pengorganisasian dan implementasi kearah program. Maksudnya, di SPMI lebih menkankan kepada capaian mutu 8 SPM (Standar Pelayanan Minimal), sementara di TKM lebih spesifik kepada kualitas luaran produk hasil pendidikan di SMA AL Muttaqin. Oleh karena itulah, maka konsep SPMI diadaptasi oleh lembaga menjadi TKM yang diperluas peran dan fungsinya sebagaimana amanah permendikbud.

Maka, langkah pertama di SMA Al Muttaqin telah dibentuk TPMS (Tim Penjamin Mutu Pendidikan Sekolah). Tim ini di Al Muttaqin secara kinerja beririsan langsung dengan TPS (Tim Pengembang Sekolah). Sehingga kinerja tim ini bisa merekomendasikan program program unggulan sekolah, dituangkan dalam RKAS, hingga memproyeksi program jangka panjang dan menengah SMA Al Muttaqin.

Keberhasilan TPMS didorong oleh tim manajemen sekolah yang kuat. Tim manajemen sebagai lokomotif perubahan yang dimasinisi kepala sekolah. Dalam konteks implementasi SPMI, kepala sekolah menjadi penggerak utama, mendorong, memotivasi, bahkan memberikan contoh kepada semua pendidik dan tenaga kependidikan. Tantangan pelaksaan SPMI membutuhkan perubahan paradigma warga sekolah.

Tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan dinamis perlu dijawab dengan peningkatan kualitas satuan pendidikan. Apalagi Indonesia saat ini dihadapkan pada misi besar menyiapkan generasi emas tahun 2045. Warga sekolah yang belum paham dan sadar terhadap pentingnya penjaminan mutu perlu terus dibina dan diberikan pemahaman. SPMI bukan beban tetapi sebuah proses untuk membantu sekolah meningkatkan mutunya secara bertahap dan berkelanjutan. SPMI bukan hanya sekedar menjalankan kebijakan pemerintah atau perintah atasan, tetapi menjadi sebuah kebutuhan bagi sekolah untuk mencapai SNP. Untuk itu, komitmen dari TPMPS dan warga sekolah perlu dikuatkan terus. Komitmen mudah diucapkan, tetapi kadang sulit untuk dilaksanakan. Komitmen muncul dari kepedulian, tanggung jawab, dan rasa memiliki. Komitmen juga muncul dari rasa ikut dilibatkan dalam sebuah program atau kegiatan.  Oleh karenanya, keterlibatan semua pendidik dan tenaga kependidikan menjadi kata kunci membangun kesuksesan mutu Pendidikan di SMA Al Muttaqin.

Wujud komitmen mutu di SMA Al Muttaqin, salah satu diantaranya dengan pendekatan spiritual. Pengajian Reboan, membahas tematik tertentu dikaitkan dengan dunia persekolahan, pengajian keliling rumah gurukaryawan, sebagai bentuk lain membangun kebersamaan melahirkan sebuah kebersamaan kinerja dan berimbas kepada mutu proses kinerja tenaga pendidik dan tenaga pendidikan. Hal lain yang terus digaungkan di Al Muttaqin guna mencapai mutu adalah, bagaiama setiap warga sekolah khususnya guru dan sekolah  memiliki jiwa pemelajar.  Agar mutu terwujud, maka semua warga sekolah harus mau menjadi pemelajar atau harus literat. Dengan literat, maka wawasan terus tumbuh berkembang.

Jika menemui aneka masalah, telah memiliki basic dan mempunyai jalan keluarnya. Lantas bagaimana mengimplementasikan prosedur mutu sesuai dengan SPMI ?. Ada  lima tahap dalam prosedur mutu penjaminan mutu SMA Al Muttaqin, yaitu: (1) pemetaan mutu, (2) penyusunan rencana pemenuhan mutu, (3) pelaksanaan pemenuhan mutu, (4) monitoring dan evaluasi, dan (5) penyusunan strategi pemenuhan mutu baru. Setiap tahapan tersebut perlu dipahami dengan baik oleh TPMPS.

Menukil tulisan Idris Apand Widyaiswara Ahli Madya LPMP Jawa Barat, Penulis Buku Sekolah Kaizen, pemetaan mutu dilakukan dalam bentuk pengisian intrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) atau pengisian instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP). Rencana pemenuhan mutu mengacu kepada hasil pemetaan mutu dan menganut skala prioritas, lalu dimasukkan ke dalam program sekolah jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang, Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Sekolah (RKS), dan Rencana Kerja dan Anggaran  Sekolah (RKAS). Pelaksanaan pemenuhan mutu sebagai tindak lanjut rencana pemenuhan mutu. Karena pelaksanaan siklus dan tahapan SPMI selain konsep juga berkaitan dengan hal yang bersifat teknis, maka TPMPS harus paham dan menguasainya, serta harus melek teknologi informasi (TI), karena pengisian instrumen tidak lepas dari penggunaan perangkat TI seperti laptop, mampu mengakses internet, dan sebagainya.

Biasanya operator sekolah menjadi andalan atau ujung tombak kalau sudah berkaitan dengan TI, karena disamping pekerjaannya tidak lepas dari perangkat TI, ada juga guru yang gaptek dengan perangkat TI. Dengan sistem kinerja TPMS yang ideal sebagai Tim Kendali Mutu di SMA Al Muttaqin, Harapan sekolah Al Muttaqin bermutu dan terus melaju menjadi nomotr satu, bisa terwujud. ***

Tahun Peningkatan Mutu

Lebih 10 Tahun Mengabdi. Sedikitnya terdapat 18 guru SMA Al Muttaqin yang telah mengabdikan keilmuannya di lembaga ini. Kontribusi mereka telah mengawal dan membangun kualitas pendidikan SMA Al Muttaqin hingga tumbuh berkembang seperti sekarang. Mereka menagwal mutu Al Muttaqin lebih 10 tahun. Sebuah eksistensi perjuangan yang semoga mendapat nilai kebarokahan..

Tepat menjelang sweet seven teen usia lembaga pendidikan SMA Al Muttaqin,  Kepala Sekolah Drs. Jenal Al Purkon, M.Pd. mencanangkan tahun 2019 sebagai tahun peningkatan mutu. Bagaimana strateginya ?

Tahun peningkatan mutu di SMA Al Muttaqin, dikatakan Drs. Jenal Al Purkon, sebagai sebuah penguatan komitmen, Sebab, pada dasarnya orientasi mutu di SMA Al Muttaqin itu, sudah menjadi ruh lembaga pendidikan ini. “Telah banyak capaian capaian yang diraih SMA Al Muttaqin. Maka keberhasilan itu harus ditingkatkan sekalgus menutupi kekurangan yang ada. Dengan tahun peningkatan mutu, maka uapay peningkatan dan perbaikan bersenimbungan terus terjafa,” kata Jenal. Salah satu langkah dalam peningkatan mutu ini adalah menggenjot sumber pendanaan RABS untuk mengikutserkan guru dalam berbagai pelatihan, atau pihak seolah

yang menyelenggarakan beragam pelatihan yang dibutuhkan oleh guru. Konsekuensinya, ada pos di RAPBS yang dialihkan ke dalam penigkatan mutu ini,” papar Jenal Al Purkon. Langkah peningkatan mutu tahun ini adalah diawali dengan Pelatihan STEM bagi guru MIPA,  Workshop Metode KBM bagi kelas IPS, Workshop Bedah Kurikulum, Workshop karya tulis ilmiah, serta agenda pelatihan lainnya. Selain itu, proaktif mengirimkan sejumlah guru ke berbagai pelatihan seperti SEAMEO, National Science Meet Up, juga kerjasama luar negeri,  dll. “Dengan peningkatan mutu guru mengikuti beragam pelatihan, harapannya dapat mengimbaskan mutu kepada kualitas KBM yang pada intinya kualitas para peserta didik,” tandas Jenal.***

Catatan Drs. Jenal Al Purkon, M.Pd Menuntut Ilmu Ke Negeri Gajah

“Ketika saya mendapat surat pemberitahuan bahwa saya lolos untuk ikut pelatihan Pendidik dan tenaga kependidikan ke luar negeri merasa senang sekaligus merasa kurang percaya bahwa saya bisa lolos untuk belajar ke luar negeri.

Begitu melihat di pokok surat untuk mengikuti kegiatan di Thailand (Bangkok) yang terbayang jambu bangkok, ayam bangkok durian montong. Tapi hampir tidak menemukan jambu Bangkok dan ayam bangkok yang saya bayangkan”.

Sejak kegiatan Pree-Departure di Jakarta sudah mendapat pelayan dan materi yang sangat memuaskan terutama masalah perisapan dan apa yang harus dikerjakan pada waktu kegiatan di Thailand.

Ada hal yang menarik bagi saya yaitu ketika kita harus melihat Raport Mutu sekolah yang kita pimpin kemudian membuat survey awal .  Standar Nasional Pendidikan mana yang paling rendah kemudian kita deskripsikan. Disini kita sudah mulai pemanasn apa yang akan dikerjakan ketika nanti mengikuti kegiatan di Thailand.

Tiba di Thailand hari sabtu dan mulai kegiatan di SEAMEO pada hari minggu diisi dengan pembukaan dan materi mengenai program SEAMEO dan apa yang harus dilakukan selama pelatihan.

Selama kegiatan di Thailand pelayanannya sangat memuaskan baik mengenai kebutuhan pribadi atau materi pelatihan. Saya banyak sekali mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan nanti di sekolah . Baik mengenai manajemen (pengelolan sekolah) kepemimpinan, dan wawasan untuk melakukan kerja-sama dengan SEAMEO atau sekolah yang ada di Asia Tenggara .

Kunjungan ke sokolah juga membuka wawasan dan bisa melihat bagaimana sekolah disini lebih mengutamakan karakter dan materi pembeajaran yang berorientasi untuk siap mengahadapi persaingan global.

Pada hari kamis 7 Maret 2019 kami mengadakan kunjungan ke Suraut-maijaoen school, Kata Suroutmaijoen berasal dari kata Surau yang berarti mesjid. Siswa di sekolah ini 75 % beragama Islam dan 25% beragama Budha. Ketika kami dan rombongan datang disambut dengan bacaan sholawat dan lagu-lagu berbahsa Indonesia, memang disini kebanyakan orangtuanya yang keturunan Melayu dan Patani.

Yang menarik atau pelajaran yang bisa diambil dari sekolah ini adalah penanaman karakter pada siswa dan peningkatan kompetensi guru-gurunya. Dalam penanaman karakter misalnya kebersihan guru tidak terlalu ikut campur karena melibatkan kaka kelasnya. Di sekolah ini di sekolah ini walaupun kelihatannya sederhana tapi terlihat bersih tidak ada sampah karena diberlakukan zona makan, sehingga siswa tidak makan atau jajan di sembarang tempat.

Kualitas guru selalu dijaga agar pendidikan tetap berkualitas. Guru baru tidak diperkenankan langsung mengajar akan tetapi harus menjadi asisten dulu selama 2 tahun. Ini dimaksudkan agar guru yang baru lulus kuliah melihat tata cara mengajar dan menjiwai menjadi guru itu seperti apa dan guru senior memberi contoh atau teladan kepada guru yang baru.

Selain dari itu guru diwajibkan mengikuti kegiatan yang berbeda menimal lima kegiatan dalam setahun untuk meningkatkan kompetensi guru. Hari Jumat tanggal 8 Maret 2109 berkunjung ke Saowabha Vocational College , sekolah ini mempersiapkan peserta didiknya dan telah mengiplementasikan pembelajaran berbasis revolusi industri 4.0

Kegiatan atau pembelajarn yang diakukan di SEAMES juga tidak kalah menariknta banyak hal yang pelajari seperti Education For Sustainable Development , Teacher Management and Development , Effective Leadership dan Innovation and ICT leaderhip in schools towars Industry Revolution 4.0. , Vrtual Coordination , STEM ED Innovation inThai School .

Lima Jurus Kendali Mutu Sekolah

Oleh: In In Kadarsolihin, S.S.

Tekad melahirkan lulusan sebagai outcome bagi perguruan tinggi, terus menjadi komitmen penyelenggaraan pendidikan di SMA Al Muttaqin. Lulus dengan kualifikasi memiliki akhlak mulia, akademik yang kompetitif, jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan juga berkemampuan bahasa asing adalah lima ikon yang diharapkan sekolah. Bagaimana strateginya ?

Menjawab tantangan pendidikan abad 21, SMA Al Muttaqin sebagai sekolah yang dirancang unggul, terus melakukan sejumlah strategi peningkatan mutu.

Melalui pendekatan pendidikan abad 21, Al Muttaqin harus beradaptasi dengan tiga komponen utama yang mendasar dalam pendidikan masa depan, yakni karakter, kompetensi, dan literasi.

Ketiga komponen itu, seiring dengan cita mutu lulusan SMA Al Muttaqin yang diharapkan. Terdapat sejumlah komitmen dan program kegiatan sekolah yang sudah selaras  dengan proyeksi pendidikan abad 21 dan menjadi tekad ikon lulusan yang diharapkan.

  1. Akhlak Mulia

Program diarahkan untuk menguatkan pendidikan karakter peserta didik. Dilandasi dengan keimanan dan ketawaan yang kuat, yang berimbas kepada tatanan perilaku keseharian.

Program yang ada antaranya: sholat dhuhur dan ashar berjamaah, tilawah pagi, tausiyah, malam bina iman dan taqwa, filantopi bedah rumah.

Sebagai penguat keimanan dan ketaqwaan, maka strategi kurikulumnnya dengan mengembangakan muatan pendidikan keagamaan jam normal 3 jam menjadi 7 jam sepekan. Jam tambahannya untuk alquran, membagi materi PAI menjadi aqidah, fiqih, dan akhlak.

Selain itu, terdapat program TTK ACB (Test Kecakapan Khusus Al Muttaqin Character Building). Pola TKK ACB ini mirip SKU dalam Pramuka. Hanya saja yang membedakan adalah muatan mater. Ada tiga sub materi dalam TKK ACB, yakni Al Islam (wawasan keislaman), Tahfidz Quran, dan Riset. Setiap semesternya, terdapat 1 bintang TKK yang harus diselesaikan setiap peserta didik.

  1. Akademik yang kompetitif, diterima di perguruan tinggi pilihan

Parameter keberhasilan pendidikan secara statistika nasional, harus diakui masih berorientasi kepada peniilaian yang bersifat kognitif seperti Ujian Nasional (UN) dan masuk perguruan tinggi.

Program yang ada dan terus dikembangkan adalah Try Out berkala bulanan ujian tulis PTN  sejak kelas 10, ulangan komparatif sekolah unggulan nasional, intensif bimbingan pemantapan bagi kelas 12 sejak bulan Juli, sarapan soal, wisata ilmiah study perguruan tinggi, supercamp UN, career day, karya keilmuan (riset),  dan juga burning motivation.

Akademik yang kompetitif juga ditandai dengan pembiasaan mengerjakan soal-soal yang berbasis online.

  1. Memiliki jiwa kepempimpinan

Sejak tahun akademik 2017-2018, SMA Al Muttaqin mengembangkan motto: sekolahku sekolahnya calon pemimpin umat dan bangsa. Motto ini terlahir sebagai wujud komitmen, penyelenggaraan pendidikan SMA Al Muttaqin, suatu saat para alumnyi mampu menjdi kader ummat dan bangsa. Memiliki peran peran strategis keummatan dan kebangsaan.

Oleh karena itu, terdapat ikon keunggulan pengembangan kepemimpinan melalui tiga induk organisasi kesiswaan, yakni Pramuka, Rohis, dan OSIS.

Setiap induk organisasi ini dirancang mengembangkan pola-pola kepemimpinan dan mewadahi seluruh siswa. Induk organisasi diberi wilayah pembinaan dengan mengelola khas program sekolah. Seperti Pramuka bertanggungjawab dalam pengembangan dan fasilitator ekskul wajib pramuka, kemah akbar API (Ajang Perkemahan Islami)  dan kegiatan berbasis ambalan.

Rohis, menjadi ikon pengembangan program kesholehan dan fasilitator program sekolah yang bersifat keagamaan, seperti pengelolan masjid sekolah, pengumpulan infaq rutin siswa, hingga filantropi keberpihakan kepada kaum dhuafa melalui bedah rumah dan  santunan.

Sementara itu, OSIS tampil sebagai induk organisasi yang bergerak pada ranah pengembangan minat potensi siswa. Di OSIS terdapat Departemen kepengurusan yang erat kaitannya dengan program unggulan sekolah, seperti Departemen Penalaran yang membawahkan KIR dan Jurnalistik, Departemen Kemanan dan Bela Negara; untuk penegakkan disiplin atau karakter kinerja. Ada juga Departemen Bahasa untuk pengembangan minat bahasa di SMA Al Muttaqin.

Selain internal, OSIS juga memiliki program kepemimpinan yang melibatkan sekolah-sekolah luar seperti ASC (Al Muttaqin Student Challenge).

  1. Memiliki jiwa kewirausahaan

Melahirkan lulusan yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah sebuah blue print orientasi pendidikan berbasis kewirausahaan di Al Muttaqin. Pendidikan wirausaha, tidak identik dengan dagang atau menjual barang. Tetapi lebih dari itu, sifat atau jiwa wirausaha yang dikembangkannya.

Seorang siswa, apapun kelak  prosfesi dan ragam pilihan jurusan di perguruan tinggi,  harus mengenal jiwa kewirausahaan. Sebab jiwa kewirausahaan itu, akan memunculkan generasi-generasi yang mampu menhoptomalkan potensi ekonomi.

Program yang dimiliki untuk pengembangan kewiirausahaan ini adalah pengembangan untuk penguatan literasi ekonomi pada mata pelajaran prakarya. Salah satu program aktualisasinya antara lain   Kopsis, pengembangan bank mini,  Busines Plan, Kantin Kejujuran, bazaar, study perbankan melalui outing class, event organizer, dan juga adanya ekskul tata boga.

  1. Kemampuan Bahasa Asing

Berkemampuan kmunikasi adalah salah satu proyeksi kebutuhan pendidikan di abad ke 21. Komunikasi dalam pengertian lisan maupun tulisan. Dalam hal ini pengembangan komunikasi bahasa asing, khususnya Inggris adalah menjadi mutlak. Pun demikian kemampuan bahasa Arab, sebagai jantungnya kemampuan memahami Al Islam dari literatur asli.

Oleh karena itu, maka terdapat sejumlah program penguatan kemampuan bahasa asing, yakni mulok Englis Conversation, Mulok Bahasa Arab dan Lintas Minat Bahasa Arab dijadikan pilihan wajib bagi kelas 10, pengembangan Language Club/

Selain itu terdapat Matrikulasi Bahasa Inggris selama satu bulan bekerjasama dengan lembaga bahasa Inggris dari Kampung Inggris Pare Kediri, juga English Super Camp Sementara untuk program rutinnya ada English Marathon dan Morning Chat.

Khusus kelas 12 ada program TOEFL. Kedepannya sedang dikaji penguatan kurikulum cambridge untuk mata pelajaran tertentu.

Dengan lima orientasi program mutu tersebut, sejatinya para lulusan SMA Al Muttaqin sudah dibekali dengan beragam skill tambahan di luar jam KBM normal sesuai dengan jam kurikulum nasional. Sehingga mampu berkompetisi dengan lulusan sekolah lainnya, mampu menjadi out come bagi perguruan tinggi dimanapun para lulusan menyelesaikan pendidikan lanjutannya. *** (Muttaqin Magazine)

Al Muttaqin dan Tantangan Pendidikan Era Industri 4.0

Sebagai lembaga pendidikan Islam, tantangan era industru 4.0 di SMA Al Muttaqin lebih komplek. Sebab akses perilaku dampak teknologi harus diselaraskan dengan nilai – nilai alquran dan sunnah. Dan sebaliknya, pemahaman alquran dan sunnah bagaimana bisa diakselerasi dengan sains dan teknologi namun tetap teguh pada fundamen pendidikan Islami.

Sebuah fenomena sederhana yang begitu terasa nampak sebagai ciri dunia penddikan telah tergerus oleh dampak indutri 4.0 adalah ramainya kiriman online yang diterima para siswa SMA Al Muttaqin. Setiap harinya, puluhan titipan barang hasil belanja online selalu mampir di bagian Tata Usaha. Ramainya kiriman makanan yang dikirim gojek juga mewarnai keseharian para siswa Al Muttaqin.

Fenomena lain yang terasakan dalam pergaulan siswa dengan guru, atau juga mungkin siswa dengan orang tuanya yakni adanya fenome phubbing. Phubbing (Phone Snubbing) adalah sebuah istilah tindakan acuh tak acuh seseorang di dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada gadged dari pada membangun sebuah percakapan.

Guru ketika melaksanakan KBM, karena HP menjadi pilihan moda pendidikan, menyebabkan siswa lebih konsen kepada HP daripada apa yang disampaikan guru. Lebih jauhnya lagi, dampak era industri 4.0 telah menggelayuti dunia pendidikan adalah semakin mudahnya akses ilmu pengetahun melalui dunia internet. Pengetahuan akan lebih mudah didapat oleh para siswa yang melek media online, ketimbang oleh gurunya yang terpaku kepada bahan ajar yang konvensional.

Kemudahan menjawab soal seperti matematika atau fisika yang dianggap susah, akan begitu cepat didapatkan siswa jawabannya hanya dengan sekali klik layanan aplikasi tertentu. Sebut saja autograph misalnya. Layanan ini akan begitu mudah menjawab soal tentang grafik dalam hitungan detik.

Bandingkan kalau seorang siswa menjawab secara manual. Maka tak heran, era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri, bagaimana cara belajar seorang siswa.

Fungsi guru bukan lagi sebagai sentral dalam pembelajaran atau teacher-centered, namun berubah menjadi students-centered dimana guru menjadi fasilitator bagi penyediaan kebutuhan belajar peserta didik dalam upayanya melaksanakan “bagaimana belajar” dengan menyiapkan sumber dan media pembelajaran. Dalam hal ini, seperti yang pernah penulis ikuti, google terus mensosialisasikan pendidikan di era digitalasasi ini dengan adanya google class room.

Siswa dimanapun berada bisa belajar dari seorang guru yang letaknya berjauhan sekalipun. Tak heran layanan seperti ini juga banyak dilakukan oleh sejumlah lembaga nirlaba yang konsen terhadap dunia pendidikan seperti ruang guru, zenius expedia, atau mafikibi center dan sejumlah institusi lainnya. Model pembelajaran seperti ini telah banyak dikembangkan.

Hal ini tidak lain, karena model pembelajaran ini memiliki banyak keuntungan diantaranya adalah biaya teknologi yang relatif murah, penggunaan kelas fisik yang mudah, fasilitas yang portabel “belajar dimana saja dan kapan saja”. Lantas dengan fenomena seperti itu, apa yang harus dilakukan SMA Al Muttaqn yang konsen memproklamirkan diri sebagai pendidikan unggulan ?.

Langkah awal adalah sebagai sebuah institusi, maka SMA Al Muttaqin harus menyamakan perspektif tantangan pendidikan abad 21 dan penguatan literasi bagi semua tenaga pendidikan dan kependidikan termasuk para siswa.

SMA Al Muttaqin harus mampu mengembangkan perubahan paradigma “literasi lama” (membaca, menulis, & matematika) sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat, dengan tiga jenis literasi sesuai tuntutan era industri 4.0, yakni

(1) Literasi Data: Kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital

(2). Literasi Teknologi: Memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi

(3) Literasi Manusia: Humanities, Komunikasi, & Desain.

Sederhananya, Al Muttaqin mendorong semua sektor penunjang pendidikan dengan digitalisasi. Perpusatakaan sudah harus dikembangkan kearah Digital Library, Layanan absen hingga ulangan harian dikembangkan secara online dan informasi hasilnya dapat diakses setiap saat oleh orang tua siswa.

Tentu layanan digitalisasi ini akan maksimal kalau guru terus mengkreasi dengan “haus” ilmu dan metode terbaik dalam mentransformasi materi pelajaran di ruang ruang kelas. Sebagai sekolah berbasis keislaman, tentu akan sangat prihatin dengan fenoma phubing. Ketika hal ini telah menjamur dikalangan siswa, maka disana telah hilangnya marwah seorang guru.

Siswa telah kehilangan ruh dalam merealisasikan adab adab menuntut ilmu sesuai tuntunan sunnah nabi Muhammad saw. Maka, pengembangan pendidikan tahfidz quran yang telah menjadi ikon, harus diperkuat dan diperketat dengan penguatan pemahaman alquran. Sehingga cahaya alquran menerangi segala aspek kehidupan para siswa.

Perkembangan teknologi ya harus diikuti. Namun yang lebih penting lagi lagi literasi humanistis berdasarkan ayat ayat alquran dan sunnah harus terus dicelupkan dalam relung relung hati warga pendidikan SMA Al Muttaqin. Maka dengan pendidikan yang komprehensif dalam pemahaman alquran dan sunnah yang diimbangi dengan melek teknologi, setiap lulusan SMA Al Muttaqin dapat beradaptasi dan menjadi subyek kiprah keummatan dan kebangsaan dikemudian hari ketika mereka berkiprah di era industri 4.0 ini.***

 

Energi Mimpi Go Internasional !!

Tanpa terasa perputaran waktu tahun akademik 2018-2019 sudah memasuki paruh pertama.Banyak sudah program yang dicanangkan bergulir di semester gasal ini Mengawali semester dan tahun ajaran ini, memang penuh balutan energi sebuah mimpi yang harus menjadi kenyataan. Energi ini diawali dari spirit keberhasilan sekolah sahabat. Spirit ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) menjadi bagian yang menyertainya.

Diawali dari study exchange ke SMA Trensains Sragen, Trensains Jombang, Pesantren Tebu Ireng, Al Aqobah, Kampung Inggris, SMA AlIzzah, MAN 2 Kota Malang, SMA Selamat Pagi Indonesia Batu, Kunjunagan delegasi Jepang, hingga mengundang pemateri khusus sains quran dari Malaysia. Itu semua adalah sebuah energi.

Bagaiamana Al Muttaqin ke depan tampil lebih baik, memiliki bobot kualitas yang semakin diperhitungkan, daya minat raw input siswa yang bagus. Akhirnya lahir sebuah tekad yang kuat, Al Muttaqin menjadi kampus yang barokah. Apapun programnya, maka ujung ujungnya adalah kebarokahan hari ini dan masa depan bagi semua warga sekolah.

Tekad kebarokahan itu, pada semester ini terlahirlah sebuah program yang terinspirasi banyak sekolah sahabat. Sebut saja tasmi alquran; test sekali duduk untuk hafalan alquran sekian juz, pembuatan buku tafsir sains alquran, dauroh alquran, kelas inspirasi, hingga adaptasi program di era indutri 4.0.

Didalam bidang akademik, adaptasi itu diwarnai oleh penyelenggaraan test yang berbasis online dengan menggunakan gadget/ HP berbasis android. Pelaksanaannya diawali dari test bulanan berupa try out ujian tulis masuk perguruan tinggi , hingga ujian semesteran atau PAS (Penilaian Akhir Semester).

Selanjutnya, dibidang kehumasan, adaptasi spirit itu terwarnai dengan workshop pengelolaan media online hingga merger pembuatan majalah dengan unit SMP yang disepakati satu tahun 2 kali terbit. Sementara di bidang SDM, tetap komitmen dengan program penguatan SDM seperti peningkatan mutu supervisi akademik.

Salah satu PR terbesar yang terwujud adalah di bidang kesiswaan. Mimpi yang terus digenjot adalah bagaiamana merealisasikan moto sekolahku sekolahnya calon pemimpin umat dan bangsa bisa eksis dan terwujud. Kemandirian siswa dengan mengirimkan ke berbagai event yang besar, mulai nampak terasa teraktualisasikan dalam sejumlah program kesiswaan.

Sebut saja mulai dari API, ASC,hingga Teachers Day, semua  menampakkan aroma inovasi dan kreativitas siswa sebagai pondasi pengembangan diri di masa yang akan datang.

Sementara untuk lomba kesiswaan, diawali dari spirit pembinaan olimpiade dengan gelaran OSA (Olimpiade Sainsa Al Muttaqin) dan pembinaan lebih dini. Prestasi manis dipersembahkan siswa AlMuttaqin dalam event Galaksi tingkat Jawa Barat, tepat diakhir semester gasal.

Semua menyadari, bahwa keberhasilan proses KBM tak terlepas dari sarana yang dimiliki dan dikembangkan secara inovatif. Penataan lingkungan sekolah yang hijau hingga adanya ‘tangga motivasi’  yang menginfokan akan nilai dasar studi siswa, hingga orientasi kesholehan.

Maka, dengan balutan energi mimpi itu, semua bisa terwujud. Semoga semua bermanfaat dan ada dalam kebarokahan. Mimpi AlMuttaqin untuk go internasional yang insya allaoh akan diawali oleh study exchange akan bisa terwujud.

Go Internasional pun bukan sebuah mimpi. Tapi sebuah program yang nyata untuk menambah daya saing kompetisi siswa di masa yang akan datang. (AMQ 02)

Membangun Peforma AMQ Terus Berkemajuan

Komitmen setiap guru di SMA Al Muttaqin untuk selalu menampilkan performa yang terbaik dalam proses pembelajaran,  merupakan ghirah  yang harus terus dipelihara.

Menyadari bahwa Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas merupakan ujung tombak keberhasilan proses pendidikan, Tim SDM SMA Al Muttaqin, terus melakukan terobosan dan berupaya untuk  mengawal kualitas KBM guru. Salah satunya melalui kegiatan supermik (supervisi akademik). Supermik diorientasikan untuk membantu pendidik dalam mengembangkan kemampuannya. Jadi, bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran semata.

Sejatinya,  supermik membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Melalui kegiatan supermik, akan terjawab pertanyaan pertanyaan mengenai apa yang terjadi di kelas? Apa yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik di dalam kelas? Aktivitas mana dari keseluruhan kegiatan yang bermakna bagi siswa? Apa yang dilakukan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran? Apa kelebihan dan kekurangan pendidik dalam proses pembelajaran? Sehingga nanti pada ujungnya akan terjawab pertanyaan, bagaimana cara mengembangkan kompetensi pendidik?

Kegiatan supermik pada tahun ini, pada prinsipnya tidak banyak perbedaan dengan tahun sebelumnya, namun terdapat beberapa perbedaaan mendasar

Pertama, pada tahun ini, setiap guru disupervisi oleh dua orang pensupervisi. Hal ini dimaksudkan agar proses memotret kegiatan pembelajaran bisa lebih objektif dan berkeadilan. Pensupervisi berasal dari guru senior. Sementara guru senior di supervisi oleh Pengawas Dinas Pendidikan Jawa Barat Wilayah XII Kota/Kab. Tasikmalaya. Kedua,  pada tahun ini, visitasi kelas tidak diberitahukan waktu pasti kunjungan kelasnya, hanya diberikan rentang pekan ke – xxx  kepada guru yang bersangkutan.

Dengan rentang waktu,  diharapkan guru dapat terus menjaga perform mengajarnya dalam rentang waktu tersebut. Ketiga,  poin dinilai selain performa di kelas, telaah RPP yang dibuat guru serta kelengkapan perangkat pembelajaran, juga menjadi poin penting dalam kegiatan supervisi akademik pada tahun ini.

Diharapkan melalui ketiga hal tersebut, guru SMA Al Muttaqin terus meningkatkan kemampuan pedagogik dan profesionalismenya dari tahun ke tahun. Salah satu langkah agar menghasilkan supermik yang berkualitas, kehadiran tim supervisi dari Disdik Jabar membawa warna baru.  Mereka adalah Koordinator Pengawas Pembina Disdik Jabar Dr. H. Krisna Sujaya, M.Pd, Pengawas Pembina  Drs. H. Dudung Bastaman, M.Pd, dan Drs. Dodi S. Dengan kehadiran mereka, Kepala SMA Al Muttaqin Drs. Jenal Al Furqon,

M.Pd.  berharap, adanya transformasi pengalaman menilai dari pengawas kepada para guru senior. “Guru-guru senior itu harus memiliki kemampuan lebih baik dalam mengajar, mereka kan memiliki jam mengajar yang lebih banyak dibandingkan guru lain.  Dan mereka adalah sosok yang akan ditiru oleh guru yang lain”, kata Jenal Al Purkon.

Sementara itu  Dr.  H. Krisna mengatakan, kegiatan supermik di SMA Al Muttaqin sebagai suatu yang progress dan berkemajuan. “Ini sebagai bukti Al Muttaqin ingin terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan,” tandas H. Krisna. Kegiatan penilaian supermik yang berantai, guru senior oleh Disdik dan LPI, guru yunior oleh guru senior, tambah H . Krisna, menunjukkan adanya transformasi kemampuan mensupervisi di semua elemen penyelenggara pendidikan di SMA Al Muttaqin. “Kemampuan mensupervisi adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, dan pada pelaksanaannya kepala sekolah bisa dibantu oleh guru senior yang dianggap mampu. DiAl Muttaqin sudah dilaksanakan dengan baik”, kata H. Krisna, peraih Doktor Pendidikan di UPI. Hasilnya, alhamdulillah hampir semua guru senior memiliki nilai lebih dari 90.

Terbukti guru-guru senior mumpuni dalam bidangnya masingmasing. Secara berurutan untuk guru senior hasil visitasi kelas oleh Pengawas Pembina adalah (1) In In Kadarsolihin, S. S., (2) Dra. Enden Nurhaeni, dan (3) Diana Arianti Suherman, M. Pd.. Sementara itu, supermik di guru yunior hasilnya cukup menggembirakan, meski dalam 10 besar didominasi oleh kaum akhwat.  Pada peringkat sepuluh besar hasil supermik guru yunior (1) Siska Sukaesih, S. Pd. (2) Yayu Nursyayidah Y, S. Pd. (3) Maya Mulyani, S. Pd., (4) Novi Handayani, S. Pd., (5) Ayi Elma, S. Pd., (6) Ineu Sudeliana, S.Pd.,  (7) Desri Kustiroh, S. Pd. I, (8) Elis Nurkamillah, S. Pd., (9) Fitri Nur Millah, S.Pd., (10) Yulia Gustiani, S. Pd.

Jika dilihat dari rumpun MGMP (Musyawatah Guru Mata Pelajaran), maka perolehan nilai visitasi kelas ini menyebar di semua rumpun. MGMP Sainteks terwakili Diana Arianti (Kimia),  Siska Sukaesih  (Fisika), MGMP Matematika terwakili Maya Mulyani, MGMP IPS terdapat In In Kadarsolihin, Novi Handayani (Sejarah), Ineu Sudelina (Penjaskes), Fitri Nurmillah (Sosiologi),  Yulia Gustiani (Ekonomi). Sedangkan dari MGMP Bahasa ada Enden Nurhaeni, Yayu N Yusuf (B. Indonesia),  Ayi Elma (B. Inggris), Desri Kustoroh (Bahasa Arab), dan Elis Nurkamillah (B. Indonesia). Dengan supermik semester gasal ini, diharapkan mampu membantu pendidik dalam mengembangkan

kemampuannya. Pembelajaran abad 21 dan pola KBM di era Industri 4.0 harus menjadi acuan para guru. Maka kedepannya kegiatan supervisi ini tidak perlu dijadwalkan lagi, tetapi dilaksanakan sepanjang tahun ajaran

Income Generation Activity: Menanamkan Jiwa Bisnis Sejak Dini

Bazzar ASC dan Kelas Inspirasi Bisnis , menjadi salah satu upaya membudayakan IGA (Income Generation Activity) di SMA Al Muttaqin

Melahirkan para wirausahaan handal, telah dilakukan pemerintah dengan beragam pendekatan yang menyasar anak usia sekolahan. Salah satu upaya menggairahkan spirit kewirausahaan (entrepreneurship) dengan adanya mata pelajaran PKWU (Pendidikan Kewirausahaan) dan mengembangakan sekolah berbasis kewirausahaan.Hakikat pendidikan kewirausahaan dimaksudkan agar siswa memiliki sikap-sikap atau prilaku wirausaha.

Wirausaha adalah kemampuan seseorang untuk melihat, menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan untuk menjadi sukses. Definisi sukses disini pada ujungnya adalah kesuksesan dalam bentuk bebas finansial melalui beragam aktifitas bisnis/perdagangan. Bukankah dulu Rosul juga pedagang?

Banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan berdagang. Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada Nabi: ‘Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah menjawab: ”Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 5/263, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 607).

Berdagang disini, tentu tidak semata menjual produk, pada saat ini, bahasa yang paling tepat menafsirkanya adalah dengan berbisnis, memiliki usaha tertentu (self employee) dan pencapaian paling besar, adalah ketika manusia telah bebas secara finansial. Menurut Robert T. Kiyosaki, dalam memperoleh penghasilan manusia dibagi menjadi empat kuadran, yaitu; kuad-ran E (employee/kar-yawan), kuadran S (Self emlpoyee), kua-dran B (bussines owner/pemilik bisnis) dan kuadran I (investor/penanam modal). Jika berdasarkan kuadran ini, maka tujuan pendidikan kewirausahaan minimal menghasilkan siswa yang dimasa akan datang masuk di kuadran S (self employee).

Syukur-syukur bisa meraih sampai dikuadran B dan kuadran I. Sayangnya sampai saat ini penelitian yang dilakukan oleh Anik Kusmiarti, dkk. yang diterbitkan dalam Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntani dan Manajemen, menunjukan bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan positif, tapi tidak signifikan. Artinya hanya sedikit pengaruh pendidikan untuk membuat para mahasiswa mampu membuat usaha sendiri. Artinya, pendidikan kewirausahaan belum sampai bisa membentuk pola pikir.

Jadi bagaimana sikap kita terhadap fenomena ini ?. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan IGA (Income Generation Activity). Lebih dini lebih baik. Pendidikan IGA intinya adalah melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat menghasilkan. Tentu aktifitas IGA ini harus menyenangkan, dijalankan secara santai sebagai aktifitas sampingan. Anak-anak harus tetap belajar. IGA sebetulnya adalah aktivitas keterampilan hidup, membekali mereka agar tidak malu mengerjakan kegiatan apapun yang dapat menghasilkan.

Di SMA Al Muttaqin, banyak siswa yang telah mampu memiliki keterampilan ini. Di kala istirahat, tidak sedikit kita melihat siswa berkeliling berjualan makanan. Siapa yang tidak kenal dengan “cilok kentang usus”, makaroni, sus, kelepon, moci dan lain lainnya. Bahkan dalam agenda tahunan yang bertajuk ASC (Al Muttaqin Science Challange), sekolah membuat kebijakan agar tiap kelas membuka stand bazar. Salah satu tujuannya adalah untuk memberi keterampilan ini. Tahun ini spirit kewirausahaan diperkuat dengan adanya “Kelas inspirasi”, yang mendatangkan sejumlah pengusaha.

Mereka berbagi pengalaman dan memberi wawasan bagi siswa dalam berbisnis. Berdagang makanan, bagi kita seolah-olah hanya kegiatan menjual produk. Tapi sebetulnya justru inti pendidikan itu letaknya disana. Keterampilan anak dengan IGA akan membuat mereka berani dan pede untuk menciptakan usaha. Anak-anak akan pandai mengelola uang, menghargai nilai uang. Selanjutnya mereka menjadi sangat paham tentang apa yang namanya kebutu-han, keinginan, dan permintaan pasar.

Dalam hal bisnis anak anak menjadi kreatif, berfikir aktif sehingga mereka akan belajar menangkap peluang usaha. Mungkin inilah sebenarnya yang dinamakan model pendidikan enterpreneur sejak dini. Anak-anak harus tetap menjadi “educated children” tetapi orientasinya bukan lagi mencari kerja. Tapi menciptakan income bagi keluarga dan juga banyak orang.

Memahami Sains, Meningkatkan Keimanan & Ketaqwaan

Setelah mengalami pergulatan panjang, akhirnya buku Tafsir Sains Alquran SMA Al Muttaqin sebagai pegangan utama , kelas Sains Tahfidz lahir dan menjadi pelengkap program tahfidz. Hafalan bagus, pemahaman ayat sains pun kuat.

Buku Tafsir Sains Al-qur’an merupakan salah satu buku yang disusun guna melengkapi bahan ajar materi Tafsir Al-qur’an pada program kelas sains tahfiz, yang mana program tersebut telah di launcing kan oleh yayasan sebagai program unggulan SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya.

Buku ini di susun dengan menggunakan dua pendekatan dari tiga pendekatan tentang hubungan islam dengan sains yang dikemukakan oleh Bapak Agus Purwanto. Dua pendekatan tersebut adalah Islamisasi Sains dan Saintifikasi Islam. Pendekatan yang pertama yaitu Islamisasi sains dimana materi ilmu pengetahuan yang ditemukan pada abad ke 20 khususnya yang tercantum dalam kurikulum nasional dicoba untuk dihubungkan dengan ayat-ayat al-qur’an yang sesuai dengan materi tersebut.

Dengan pendekatan ini diharapkan para peserta didik disamping memahami ilmu pengetahuan yang diajarkan juga memahami bahwa ilmu pengetahuan tersebut sesuai dengan ayat-ayat al-qur’an dan sudah dijelaskan dalam al-qur’an jauh sebelum ilmu pengetahuan tersebut ditemukan.

Pendekatan yang ke dua yaitu saintifikasi islam dimana pernyataan-pernyataan yang dianggap benar  dalam islam yang menjadi kebiasaan sehari-hari dicoba untuk dicari dasar ilmu pengetahuannya. Dengan pendekatan ini diharapkan para peserta didik semakin yakin dengan ajaran dan kebenaran yang terdapat dalam agama islam.

Adapun pendekatan yang ketiga yang belum digunakan dalam buku ini adalah pendekatan sains islam, dimana pendekatan ini berusaha menjadikan al-qur’an dan as-sunah sebagai pondasi dari ilmu pengetahuan.

Pendekatan yang ketiga ini sebenarnya pendekatan yang paling efektif karena para siswa bisa lebih produktif dalam pembangunan sains kedepannya yang berpondasikan kepada al-qur’an dan assunnah terlebih dahulu kemudian membuktikannya dengan observasi alam secara langsung.

Tetapi karena belum adanya dasar yang kokoh maka pendekatan yang ketiga ini hanya dibahas secara selintas sebagai motivasi awal bagi para peserta didik calon saintis muslim yang berada di SMA Al-Muttaqin ini.

Dalam buku ini juga di jelaskan mengenai kontruksi dasar sains islam yang membedakan dengan sains barat, dimana kontruksi dasar inilah yang akan mempengaruhi pandangan seorang ilmuan terhadap ilmu pengatahuan.

Jika ontology sains barat hanya mempercayai hal-hal yang bersifat material, maka ontology sains islam bukan hanya mempercayai hal-hal yang bersifat material tapi juga hal-hal yang bersifat non material seperti malaikat, ruh, kiamat dll.

Jika aksiologi sains barat terbatas hanya pada ilmu pengetahuan yang dihasilkan, maka aksiologi sains islam bukan hanya terbatas pada ilmu pengetahuan saja tetapi supaya dapat menambah keimanan kepada sang pencipta dan berorientasi untuk kemaslahatan ummat manusia (rahmatan lil’alamin).

Jika epistimologi sains barat mempercayai ilmu pengetahuan hanya diperoleh dari akal, pengalaman dan pengamatan, maka epistimologi sains islam menambahkan bahwa ilmu pengetahuan bisa berasal dari wahyu (intuisi).

Maka dengan menyajikan ketiga dasar ini diharapkan dapat mencetak seorang saintis yang berjiwa islami yang penuh keimanan dan memberikan manfaat bagi seluruh alam. Buku tafsir sains al-qur’an ini terdiri dari 13 Bab yang secara garis besar dapat dibagi kedalam tiga kategori.

Kategori yang pertama yaitu pembahasan yang berkaitan dengan hubungan islam dengan sains baik dengan menggunakan pendekatan islamisasi sains atau saintifikasi islam, yang isi nya terdiri dari : pemaparan ayat al-qur’an yang berhubungan dengan materi ajar, mengartikan perlafal ayat al-qur’an yang disajikan, meneliti asal kata yang terdapat pada ayat yang disajikan, menterjemahkan ayat al-qur’an, menerapkan ilmu tajwid yang dipelajari beserta penjelasannya, membahas hubungan antara ayat yang disajikan dengan materi ilmu pengetahuan yang dipejari dan di akhiri dengan kesimpulan dari pembahasan ayat.

Kategori yang kedua yaitu materi pendalaman ilmu tajwid, dan kategori yang ketiga yaitu pengetahuan tentang ulumul qur’an dasar. Secara berurutan pokok bahasan buku ini yakni; Pengantar Sains Al Quran, Keanekaragaman Hayati, Virus dan Bakteri, Penciptaan Alam Semesta, Mukjizat Al Quran Sebagai Obat, Pendalaman Ilmu Tajwid, Pendalaman Ilmu Al Quran, Flora dan Fauna (Unta, Lebah, Semut), Usaha dan Energi, dan pokok bahasan Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya.

Sebagai bahan pegangan dasar sains, buku ini terus dikembangkan, sehingga setiap level jenjang kelas sains tahfidz, memiliki standarisasi pemahaman fenomena sains dan dikaitkan dengan pemahaman alquran.

M Zaki

Divisi Tahfidz Qur’an AMQ