2,117
Upaya Peningakatan mutu terus melaju, diimbangi dengan adanya penjaminan mutu. Acuan mutupun dapat lebih terukur dan teratur.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud mendorong setiap satuan pendidikan untuk melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) agar dapat mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Adapun yang menjadi payung hukumnya adalah Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah.
Bagi SMA Al Muttaqin, berbicara mutu, sudah menjadi komitmen sejak awal berdiri. Diawal tahun pendiriannya, sekolah ini telah memiliki sebuah tim khusus untuk menjaga dan meningkatkan mutu. Namanya Tim Kendali Mutu (TKM). Sekolah menegaskan, TKM menjadi ruh untuk terus melakukan upaya upaya peningkatan dan perbaikan mutu. Bahkan, bukan hanya itu, TKM harus mampu melakukan lompatan lompatan inovasi dan kreativitas. Salah satu komitmen mutu yang dibangun di awal tahun pendirian, yakni SMA Al Muttaqin dalam peningakatan mutu, melakukan prosedur ISO.
TKM SMA Al Muttaqn dengan kinerjanya, kemudian telah ditingkatkan menjadi TPM (Tim Pengendali Mutu) ditingkat Yayasan Al Muttaqin. Salah satu produk TPM yang terasakan hingga hari ini adalah adanya kurikulum mulok LPI dari mulai tingkat TK, SD, hingga SMA Al Muttaqin. Produk lainnya, sejak beberapa waktu lalu, LPI Al Muttaqin telah memiliki raport guru.
Raport guru di SMA Al Muttaqin senantiasa diberikan kepada guru dalam setiap semesternya. Komponen yang ada dalam raport guru salah satunya adalah hasil supervisi akademik, rekam jejak kehadiran dalam KBM, dan penilaian terhadap seluruh aspek kompetensi yang harus dimiliki guru mulai kompetensi pedagogik hingga kompetensi sosial. Lantas, bagaimana dengan konsep SPMI yang digulirkan pemerintah ?.
Pada intinya, tugas TKM Al Muttaqin dengan SPMI memiliki substansi yang sama, yakni bagaiman sekolah itu bermutu. Yang membedakannya hanyalah pada aspek pengorganisasian dan implementasi kearah program. Maksudnya, di SPMI lebih menkankan kepada capaian mutu 8 SPM (Standar Pelayanan Minimal), sementara di TKM lebih spesifik kepada kualitas luaran produk hasil pendidikan di SMA AL Muttaqin. Oleh karena itulah, maka konsep SPMI diadaptasi oleh lembaga menjadi TKM yang diperluas peran dan fungsinya sebagaimana amanah permendikbud.
Maka, langkah pertama di SMA Al Muttaqin telah dibentuk TPMS (Tim Penjamin Mutu Pendidikan Sekolah). Tim ini di Al Muttaqin secara kinerja beririsan langsung dengan TPS (Tim Pengembang Sekolah). Sehingga kinerja tim ini bisa merekomendasikan program program unggulan sekolah, dituangkan dalam RKAS, hingga memproyeksi program jangka panjang dan menengah SMA Al Muttaqin.
Keberhasilan TPMS didorong oleh tim manajemen sekolah yang kuat. Tim manajemen sebagai lokomotif perubahan yang dimasinisi kepala sekolah. Dalam konteks implementasi SPMI, kepala sekolah menjadi penggerak utama, mendorong, memotivasi, bahkan memberikan contoh kepada semua pendidik dan tenaga kependidikan. Tantangan pelaksaan SPMI membutuhkan perubahan paradigma warga sekolah.

Tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan dinamis perlu dijawab dengan peningkatan kualitas satuan pendidikan. Apalagi Indonesia saat ini dihadapkan pada misi besar menyiapkan generasi emas tahun 2045. Warga sekolah yang belum paham dan sadar terhadap pentingnya penjaminan mutu perlu terus dibina dan diberikan pemahaman. SPMI bukan beban tetapi sebuah proses untuk membantu sekolah meningkatkan mutunya secara bertahap dan berkelanjutan. SPMI bukan hanya sekedar menjalankan kebijakan pemerintah atau perintah atasan, tetapi menjadi sebuah kebutuhan bagi sekolah untuk mencapai SNP. Untuk itu, komitmen dari TPMPS dan warga sekolah perlu dikuatkan terus. Komitmen mudah diucapkan, tetapi kadang sulit untuk dilaksanakan. Komitmen muncul dari kepedulian, tanggung jawab, dan rasa memiliki. Komitmen juga muncul dari rasa ikut dilibatkan dalam sebuah program atau kegiatan. Oleh karenanya, keterlibatan semua pendidik dan tenaga kependidikan menjadi kata kunci membangun kesuksesan mutu Pendidikan di SMA Al Muttaqin.
Wujud komitmen mutu di SMA Al Muttaqin, salah satu diantaranya dengan pendekatan spiritual. Pengajian Reboan, membahas tematik tertentu dikaitkan dengan dunia persekolahan, pengajian keliling rumah gurukaryawan, sebagai bentuk lain membangun kebersamaan melahirkan sebuah kebersamaan kinerja dan berimbas kepada mutu proses kinerja tenaga pendidik dan tenaga pendidikan. Hal lain yang terus digaungkan di Al Muttaqin guna mencapai mutu adalah, bagaiama setiap warga sekolah khususnya guru dan sekolah memiliki jiwa pemelajar. Agar mutu terwujud, maka semua warga sekolah harus mau menjadi pemelajar atau harus literat. Dengan literat, maka wawasan terus tumbuh berkembang.
Jika menemui aneka masalah, telah memiliki basic dan mempunyai jalan keluarnya. Lantas bagaimana mengimplementasikan prosedur mutu sesuai dengan SPMI ?. Ada lima tahap dalam prosedur mutu penjaminan mutu SMA Al Muttaqin, yaitu: (1) pemetaan mutu, (2) penyusunan rencana pemenuhan mutu, (3) pelaksanaan pemenuhan mutu, (4) monitoring dan evaluasi, dan (5) penyusunan strategi pemenuhan mutu baru. Setiap tahapan tersebut perlu dipahami dengan baik oleh TPMPS.
Menukil tulisan Idris Apand Widyaiswara Ahli Madya LPMP Jawa Barat, Penulis Buku Sekolah Kaizen, pemetaan mutu dilakukan dalam bentuk pengisian intrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) atau pengisian instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP). Rencana pemenuhan mutu mengacu kepada hasil pemetaan mutu dan menganut skala prioritas, lalu dimasukkan ke dalam program sekolah jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang, Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Sekolah (RKS), dan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). Pelaksanaan pemenuhan mutu sebagai tindak lanjut rencana pemenuhan mutu. Karena pelaksanaan siklus dan tahapan SPMI selain konsep juga berkaitan dengan hal yang bersifat teknis, maka TPMPS harus paham dan menguasainya, serta harus melek teknologi informasi (TI), karena pengisian instrumen tidak lepas dari penggunaan perangkat TI seperti laptop, mampu mengakses internet, dan sebagainya.
Biasanya operator sekolah menjadi andalan atau ujung tombak kalau sudah berkaitan dengan TI, karena disamping pekerjaannya tidak lepas dari perangkat TI, ada juga guru yang gaptek dengan perangkat TI. Dengan sistem kinerja TPMS yang ideal sebagai Tim Kendali Mutu di SMA Al Muttaqin, Harapan sekolah Al Muttaqin bermutu dan terus melaju menjadi nomotr satu, bisa terwujud. ***