Sembilan Pondasi Unggulan Almuttaqin

Salah satu tugas super tim adalah mengawal apa saja yang menjadi standarisasi keunggulan sekolah

Ketika awal berdiri, SMA Al Muttaqin oleh penggagasnya, H.E. Mahfud, owner Mayasari group bersama sang Istri Hj. Siti Muniroh,  di dorong agar mampu menjadi sekolah unggul. Unggul dalam arti mampu meluluskan ke perguruan tinggi papan atas, serta unggul dalam kesholehan akhlak/perilaku, serta menebar manfaat bagi lingkungan sekitar.

Al Muttaqin menjadi Sekolah Islam yang Unggul. Bagaimana keunggulan yang dibangun Al Muttaqin ? Kemdikbud d/h Kemdiknas, telah memiliki standarisasi sebuah sekolah unggul. Sesuai dengan pengertian dasarnya, sekolah unggul (effectife school) berarti sekolah yang memiliki kelebihan, kebaikan, keutamaan jika dibandingkan dengan yang lain, maka dalam konteks ini sekolah unggul mengandung makna sekolah model yang dapat dirujuk sebagai contoh bagi kebanyakan sekolah lain karena kelebihan, kebaikan dankeutamaan serta kualtas yang dimilikinya baik secara akademik maupun non akademik.

1. Masukan (input) yaitu siswa diseleksi  dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertang-gungjawabkan. SMA Al Muttaqin memilki sejumlah tahapan test yang harus dilalui oleh setiap calon siswa baru. Yakni test administrasi raport semester 1 s/d 5. Test tulis IPA, Agama, Matematika, dan Bahasa Inggris. Selanjutnya test wawancara dan praktik ibadah, serta baca tulis alquran. 2. Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa serta menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Sejak berdiri, komitmen yang dibangun oleh yaysan adalah dimilikinya gedung yang cukup refresntatif dan menunjang kenyamanan belajar dengan sarana minimal di tiap ruang kbm memiliki AC. 3. Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggunglan yang nyata baik lingkung fisik maupun social-psikologis.

Lingkungan sekolah yang baik salah satunya diwujudkan dengan keberadaan sarana ibadah yang refersentatif, yakni Masjid Sirojam Muniro. Masjid ini dijadikan basis pembinaan akhlak dengan pentradisian budaya sholat berjamaah. Selain itu suasana lingkungan belajar diciptakan enjoy dengan suasansa yang bersih, memiliki kantin yang sehat. 4. Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik dari segi penguasaan materi pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas.

Hampir semua guru SMA Al Muttaqin mengajar sesuai latar belakang pendidikannya. Memiliki prestasi akademik yang baik ditandai dengan IPK diatas rerata pada umumnya, bahkan cumlaude, beberapa diantaranya mereka adalah lulusan terbaik tingkat jurusan, fakultas, hingga universitas. 5. Kurikulum dipercaya dengan pengembangan dan improvisasi secara maksimal sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa seusianya. Al Muttaqin mengembangankan kurikulum plus. Yakni muatan keagamaan memiliki jam tambahan. PAI rerata menjadir 7 jam perpekan. Khusus kelas Sains Tahfidz ditambah jam untuk tahfidz quran. Tak hanya itu, bidang bahasa memiliki keunggulan dengan tambahan jam English conversation, dan juga TOEFL. Untuk sains, pada jam tertentu 6. Kurun waktu belajar lebih lama dibandingkan sekolah lain. Karena itu perlu ada asrama untuk memaksimalkan pembinaan dan menampung para siswa dari berbagai lokasi. Di kompleks asrama perlu adanya sarana yang bisa menyalurkan minat danbakat siswa seperti perpustakaan, alat-alat olah raga,kesenian dan lain yang diperlukan. Al Muttaqin dengan konsep fullday school memiliki jam KBM lebih lama. Rerata tiap hari 10 jam pelajaran. Khusus yang ingin memperdalam keagamaan, khususnya tahfidz, maka disediakan asrama berupa pondok pesantren. 7. Proses belajar mengajar harus berkulitas dan hasilnya dapat diertanggungjawabkan (accountable) baik kepada siswa, lembaga maupun masyarakat. Ada sejumlah keunggulan proses KBM yakni dengan adanya system evaluasi Try Out masuk PTN sejak kelas 11, Ulangan Komparatif sekolah unggulan di pulau Jawa, Bintap SNMPTNSBMPTN, Tahfidz Quran, dll. Semua program ini hasilnya dibuatkan laporan, sehingga setiap siswa SMA Al Muttaqin, menerima banyak laporan kompetensi/ raport. 8. Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta didikdi sekolah tersebut, tetapi harus memiliki resonansi social kepada lingkungan sekitarnya. Baksos, Bedah rumah, menjadi salah satu momen filantropi bagi para siswa SMA Al muttaqin. Sehingga keberadaan Al Muttaqin terasakan oleh lingkungan sekitar. 9. Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tamban di luar kurikulum nasional melalui pengembangan kurikulum, program pengayaan dan perluasan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingn dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreatifitas dan disiplin. Test Kecakapan Khusus (TKK) Al Muttaqin Character Building (ACB) merupakan program unggulan SMA Al Muttaqin dalam bentuk test kemampuan dasar bodang keagamaan, skill khusus dasar dasar riset, juga pantauan hafalan dan pemahamahan alquran. Semuanya diramu menjadi TKK ACB Bintang 1 sd 6, sesuai jenjang semester setiap siswa. TKK menjadi bagian character siswa atau orientasi nilai-nilai kompetensi dasar yang dimiliki para siswa Al Muttaqin.

Menjaga Cita Rasa Mutu Guru Al Muttaqin

Tekad menjadi sekolah unggul dan terdepan telah menjadi blue print SMA Al Muttaqin sejak lahir di tahun 2003. Salah satu modal yang dimilikinya adalah SDM guru

Visi sebuah sekolah ibarat sebuah mimpi. Maka untuk mewujudkanya banyak komponen yang terlibat. Tak hanya sistem yang kuat, tetapi juga faktor mutu SDM sangatlah menentukan. Guna menjaga mutu SDM guru, LPI Al Muttaqin sebagai institusi yang membawahkan unit pendidikan SMA, memiliki formulasi tersendiri dalam rekrutmen guru. Paling tidak ada lima tahap test bagi seseorang yang ingin menjadi guru di SMA Al Muttaqin. Pertama seleksi administasi. Pada tahap ini dijaga ketat sumber masukan para calon guru. Satu diantaranya adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) hingga linearisasi jurusan kuliah dengan mapel yang akan diampu. Hanya yang lolos seleksi admin saja yang akan dipanggil ikut test. Kedua, test tulis. Pada test tulis ini seorang calon guru diuji kemampuan kognitifnya. Ada sejumlah mata uji yakni, TPA, Test Pedagogik/Keguruan, PAI, dan keilmuan mata pelajaran yang akan diampu calon guru. Pada umumnya, pada seleksi ini hanya diambil 10% dari pelamar atau sesuai kuota. Sehingga pada tahap ini, juga terdapat sejumlah calon guru yang gugur dan tidak bisa melangkah ke tahap berikutnya. Ketiga, Test Simulasi menggajar. Calon guru yang lolos tahap kedua, harus mempersiapkan diri dalam tahap simulasi. Tahap ini diuji kemampuan membuat perangkat akademik berupa RPP dan pemahamahan silabus, selanjutnya praktik mengajar. Pada tahap ketiga ini, kualitas guru dalam menguasai forum kelas, pendekatan pemahaman karakteristik siswa akan diuji. Termasuk di dalamnnya adalah pemahaman kemampuan menguasai bidang keilmuan. Tak sedikit seorang guru bagus di metode, lemah di penguasaan bidang keilmuan. Atau sebaliknya. Kuat dikeilmuan, lemah di metode. Selesai tahap simulasi, maka dilaksanakan tahap wawancara yang hanya diikuti guru lulus test simulasi mengajar. Pada tahap ini digali komitmen dan orientasi menjadi seorang guru. Tahap kelima, terakhir kontrak komitmen menjadi seoang guru di Al Muttaqin. Kesiapan mengikuti prosedur dan etika tata karma kehidupan social warga Al muttaqin. Dengan prosedur seperti itu, maka paling tidak komitmen menjaga mutu guru SMA Al Muttaqin bisa terajaga. Ini adalah sebuah proses awal membangun kualitas sekolah dari sumber guru. Dengan rekrutmen guru yang selektif, maka membangun visi sekolah yang futuristic akan lebih membumi. Sebab, sedari awal guru yang terekrut memiliki saringan kualitas dan komitmen.

Jika rekuitmen kualitas ada lima tahap untuk menjaga mutu guru, maka citarasa menjaga kualitas mutu juga dilakukan ketika telah menjalani dan menjalankan sistem KBM. Satu diantaranya adalah pengajian rutin dan supervisi akademik guru. Supervisi menjadi kegiatan barometer evaluasi lapangan bagi setiap guru dalam menjalankan aktivitas KBM nya. Tak hanya itu, juga terdapat raport kinerja guru. Penilaiannya mencakup beragam aspek kinerja guru. Dari kemampuan professional, pedagogik, hingga sosial. Semuanya terekam. Dibagikan setiap semester layaknya siswa menerima rapor semesteran. Bedanya, raport guru  bulan pembagiannya yang mengikuti jadwal supervisi. Dengan upaya seperti itu, diharapkan cita visi sekolah unggul terbangun dari membangun komitmen menjaga cita rasa mutu guru. *** (AMQ 02)

Membangun Super Tim, Memperkokoh Pondasi Sekolah unggul

Menghasilkan lulusan yang sesuai visi sekolah, tak bisa dilakukan tanpa adanya sebuah kerjasama semua elemen. Butuh sebuah super tim sebagai pondasi membangun nilai nilai keunggulan.

Februari 2003. Gaung akan lahirnya sebuah sekolah unggul di Kota Tasikmalaya, mulai menggema. Menjalar ke setiap penjuru kota melalui spanduk dan iklan media masa. Informasi itu menjadi sebuah magnet, ratusan fresh graduate pun  berbondong bondong mendatangi kampus yang baru selesai dibangun. Tumpukan lamaran menggunung di meja panitia. Sejumlah map lamaran lulusan PTN center of excellence terlihat juga. Asa melahirkan sekolah unggul semakin menguat. Gagasan akan lahirnya sebuah sekolah yang diramu unggul kala itu, menjadi penyemangat. Ratusan peserta test formasi guru sebagai sebuah titik awal daya saing pengelolaan sekolah. Betapa tidak, lebih dari 400 calon pelamar memperebutkan 18 an saja kursi kosong tenaga guru. Cukup ketat untuk ukuran seleksi sebuah sekolah swasta.

Rangkaian test dimulai dari tulis hingga simulasi mengajar digelar. Puncaknya di medio Maret, seluruh peserta simulasi diwajibkan membuat sebuah makalah bagaimana membuat strategi sekolah yang unggul ditinjau dari sudut pandang mata pelajaran yang diampu. Seperti stretegi belajar mapel rumpun IPS agar diterima di PTN top, Belajar bahasa Inggris untuk membuat sebuah custom dan habbit KBM di Al Muttaqin. Maka tak heran, umumnya guru yang terjaring memiliki potensi dasar yang baik. Peristiwa 15 tahun silam itu menjadi pondasi bagi keberhasilan pendidikan di SMA Al Muttaqin masa kini. Tiada hari tanpa diskusi bagaimana membangun sekolah unggul. Sehingga lahirlah sebuah “super tim” penumbuh mimpi. Bagaimana peserta didik mampu memiliki daya saing dan merasakan aura tempat tempat kuliah bergengsi di negeri ini, mampu mengembangkan potensi dan jati diri. Dalam kurun waktu 15 tahun itu pula, sebagai sebuah lembaga pendidikan yang dinamis dan memiliki SDM berkualitas, menyebabkan “hilir mudik” guru. Dalam kurun waktu itu lebih dari 45 guru yang keluar, umumnya menjadi PNS, dosen, ataupun turut suami. Namun tak berpengaruh negatif secara siginifikan kepada sistem. Malah sebaliknya. Tumbuhkembang sekolah ini begitu terasa. “Disnilah perlunya sebuah tim super yang mampu mengawal cita visi sekolah,” tandas Kepala SMA Al Muttaqin Jenal Al Purkon, M.Pd. Menurut Jenal, tim yang super itu sebagai Super Tim terdapat dua kelompok, yakni Super tim pertama adalah unsur manajemen dengan Tim pengembang Sekolah (TPS) dan kelompok kedua, Super Tim guru melalui MGMP sekolah. “Super Tim pertama itu mulai menggagas, mengkonsep, menjalankan, dan mengevaluasi program program unggulan sekolah.  Sedangkan Super Tim kedua, lebih mengarah kepada penguatan metodelogi KBM sebagai

unjuk tombak terdepan dengan para siswa.”  Ujar Jenal. Dengan terbangunnya super tim, kata Jenal, eksistensi guru terjaga. Dari tahun ketahun, seiring perkembangan jumlah siswa, maka guru pun bertambah secara signifikan. Bahkan rekruitmen guru di tahun 2017 kemarin memecahkan rekor. Jumlah pendaftar lebih dari 600. Sementara yang dibutuhkan kurang dari 10 saja. “Perkembangan jumlah tenaga pendidik di SMA Al Muttaqin begitu

terasa. Jika pada awal berdiri  umumnya satu mata pelajaran hanya ada satu guru, maka kini satu mapel itu rerata memiliki tiga guru,” kata Wakasek SDM Diana Arianti, M.Pd. Diana menambahkan, selain jumlah, juga hampir semua guru di SMA Al Muttaqin memiliki latar belakang keilmuan sesuai dengan mapel yang diampu dan untuk kelompok mapel Diknas semua minimal S1.  “Memang ada

beberapa guru yang berlatar belakang S1 non mapel. Namun memiliki kelebihan punya pengalaman praktis sesuai dengan mapel yang diajarkan,” tukas Diana yang menjadi guru SMA AMQ sejak kali pertama berdiri 2003. Senada dengan Diana, In In Kadarsolihin, S.S. Wakasek Kurikulum  menambahkan, pertambahan jumlah guru seiring dengan pengembangan kurikulum khas SMA Al Muttaqin. In In mencontohkan dalam rumpun Pendidikan Agama Islam (PAI). Jika kurikulum Diknas hanya mewajibkan 3 jam perpekan, maka di SMA Al Muttaqin itu rumpun PAI sedikitnya 8 jam dan paling banyak 18 jam, yakni kelas Sains Tahfidz. “Muatan lokal di Al Muttaqin mendorong jumlah guru PAI bertambah. Sebab, ada pecahan PAI seperti Fiqih, Aqidah-Akhlak, SKI, Al Quran, dan Tahfidz,” jelas In In  yang mengawal SMA AMQ sejak pertama berdiri. Tak hanya itu, tambah In In, mapel Diknas pun terdapat ciri khasnya. Sehingga jumlah gurunya bertambah. Seperti bahasa Inggris. “Di struktur diknas itu 2 jam perminggu. Di Al Muttaqin ditambah materi conversation dan juga TOEFL,” tandas In In. Dengan jumlah guru cukup banyak, lantas b a g a i m a n a menggerakkan mutu guru ?. Diana Arianti yang diamanahi Wakasek Bidang SDM, mengawal kualitas SDM guru ini menjelaskan, pola sinergi antarbidang kerja adalah kuncinya. Diana miencontohkan, Bidang Kurikulum itu mengawal melalui super visi akademik. Bidang Kesiswaan mengawal melalui penilaian guru yang disuka siswa melalui Teachers Day Award, Bidang Sarana mengawal dari ketersediaan sarana prasarana untuk optimalnya KBM di kelas, juga di Bidang SDM penguatan spiritualitas melalui pengajian bulan keliling rumah guru.   Bidang ketatusaahan melalui absen kehadiran. “Semua itu kemudian diramu dalam sebuah raport guru. Kepala sekolah merekapitulasi semua potensi dan kinerja semesteran semua guru,” tandas Diana yang pernah menjadi juara ke-1 Olimpiede Guru Nasional Bidang Kimia. Dalam struktur jam KBM, tambah Wakasek Kurikulum In in kadarsolihin, terdapat sedikitnya 3 jam perpekan untuk penguatan kapasitas guru yang terjadwal khusus dan masuk dalam rangkaian jam tugas guru. “Setiap Selasa jam 10 ada penguatan jam pengajian guru dan kajian keilmuan. Waktu ini disediakan khusus bagi guru yang berstatus GTY. Selain itu ada jam mentoring bahasa Inggris. Jam ini untuk penguatan kemampuan bahasa Inggris para guru,” jelas Solihin peraih juara 2 Lomba Guru Berprestasi Kota Tasikmalaya. Semenatara itu, Kepala SMA Al Muttaqin, Drs. Jenal Al Purkon mengungkapkan, selalin tuntutan kinerja yang harus mampu menghasilkan lulusan terbaik dengan program-program sekolah yang formal, maka menggenjot kinerja guru itu, tandas Jenal, perlu ada pendekatan kesejahteraan,  rileksasi,  dan membangun spirit silaturahmi kekeluargaan. “Ini penting untuk membangun kinerja. Maka konsep income gathering atau

kewirausahaan sebagai sumber masukan tambahan penghasilan guru adalah penting. Apalagi Al Muttaqin sebagai sekolah swasta. Dari konsep kewirausahaan yang dikembangkan, maka disisihkan dana untuk wisata guru dan juga keluarga guru melalui Family Gathering,” terang Jenal. Jenal menyadari, membangun kinerja menghasilkan lulusan yang baik bagi sekolah itu harus mampu membangun filosofis kerja guru dengan setumpuk tugas-tugas yang melelahkan, diubahk menjadi sebuah energy positif. “Bagaiamana kerja lelah itu menjadi lillah. Artinya, kerja selelah apapun, semuannya ditujukan untuk mengharap ridho Allah semata, meng-azam-kan diri sebagai ibadah, menghasilkan generasi yang terbaik bagi umat dan bangsa,” tegas Jenal yang mampu menyabet juara 1 kepala sekolah berprestasi 1 Jawa Barat dank e-3 nasional. Semua roda kinerja itu, tandas Jenal, hanya bisa diwujudkan dengan adanya tim kerja sekolah sebagai sebuah super tim. Dengan supertim yang baik menggodok, menjalankan, juga  mengevaluasi konsep program,  maka cita menghasilkan proses KBM terbaik, mengahasilkan lulusan sesuai harapan stakeholder dapat terwujud. “Insya allah SMA Al Muttaqin memiliki supertim kurikulum dan SDM yang baik, ditopang ujung tombak bidang kesiswaan dan sarana yang memadai. Semua bisa mendorong keberhasilan cita visi sekolah,” ucap Jenal optimis. (***AMQ 02)