Oleh Jenal Al Purkon, S.Pd., M. Pd.
Bagian II (Selesai)
Tulisan ini merupakan penggalan “Bab III Pelaksanaan dan Hasil yang Diperoleh” dari karya ilmiah berjudul “Strategi FAST dalam Menumbuhkembangkan Budaya Riset Berkarakter” yang ditulis oleh Kepala SMA Al Muttaqin Tasikmalaya, Drs. Jenal Al Purkon, M. Pd.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Pemilihan Kepala SMA Berprestasi Tingkat Nasional 2017. Hasilnya, Kepala Sekolah SMA Al Muttaqin menjadi Juara Ketiga pemilihan kepala sekolah tingkat nasional.
Best Practice ini dilaksanakan di SMA Al Muttaqin Fullday School Kota Tasikmalaya, Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 140 Kota Tasikmalaya. Pelaksnaan best practice selama 2 semester tahun akademik 2015-2016 dan 1 semester tahun akademik 2016-2017.
.
3.5 Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi
Berbagai upaya yang kami lakukan dalam mencapai cita-cita menjadi sekolah berprestasi dengan mengedepankan lulusan berakhlakul karimah, memiliki wawasan keislaman yang baik, tidak terlepas dari kendala-kendala yang kami hadapi.
Kendala kendala tersebut diantaranya:
- Budaya riset masih diartikan sempit sebatas dalam konteks penelitian semata. Konteks yang dikembangkan adalah, membangun karakter yang bias diperoleh dari budaya riset yakni mampu menemukan masalah, mampu mencari problem solving. Pendekatan masalah yakni dengan sifat nabi. Jujur. Amanah. Tanggungjawab.
- Biaya untuk kategori penelitian tergolong cukup tinggi, melampaoi yang dianggarkan dalam RAPBS.
- Keterbatasan personil yang kompeten. Sebagian guru minim pengalaman keorganisasian kampus. Sehingga acapkali sejumlah program lebih cenderung meniru yang ada, ketimbang melakukan inovasi dan mengkreasi dengan program program yang unggul. Budaya riset menuntut adanya kreatvitas dan inovasi.
- Keterbasan personalia guru PAI dan wawasan keislaman guru non PAI sebagai penopang utama akselerasi FAST. Bahwa untuk meningkatkan jumlah siswa yang hafal quran, dibutuhkan sejumlah guru yang juga hafidz quran.
- Pengujian TKK ACB terkendala keterbatasan waktu, khususnya di semester genap.
- Kesadaran guru yang masih harus terus dibangun. Atmosfir akademik guru dalam berdialektika tentang sebuah gagasan belum terbangun. Guru umumnya cenderung lebih professional menegrjakan tupoksi apa adanya dari tugas-tugas KBM. Sementara pengembangan program KBM yang perlu inovasi belum atau jarang tersentuh.
- Dua program sekolah asrama pesantren dan regular dari rumah atau kos-kosan, menyebabkan terganggunya konsentrasi pengembangan program asrama pesantren, dan sebaliknya, yang regular banyak mempengaruhi kultur lingkungan asrama pesantren dalam hal seperti gaya hidup.
3.6 Faktor-faktor Pendukung
- Yayasan Al Muttaqin ownernya merupakan pengusaha daerah yang berskala nasional, dan memberikan kebebasan berekepresi dan berinovasi secara lebih leluasa bagi para pengelola sekolah di lingkungan LPI Al Muttaqin.
- Komitmen dan dorong LPI Al Muttaqin menjadikan sekolah unggul dalam bidang akademik dan nonakademik
- Dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat.
- Memiliki akreditasi A dengan nilai 99,00
- Terbangunnya jaringan kerjasama dengan berbagai institusi seperti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
- Peserta didik pada umumnya memiliki motivasi yang besar untuk terus berkembang.
- Guru-guru yang memiliki motivasi untuk terus meningkatkan kualitasnya. Guru
masih memiliki keinginan untuk meningkatkan kompetensi baik melalui kegiatan pelatihan-pelatihan maupun melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan bidang yang diampunya.
- Masyarakat, melaui Komite Sekolah mendukung sekolah untuk terus berkembang.
- Lingkungan sekolah yang refresentatif, kendati jumlah ruangan masih kurang, khususnya laboratorium IPA, namun mampu dikemas dengan konsep integrasi dan penjadwalan terpadu.
- Sebagian besar siswa tergolong kelompok menengah atas.
3.7 Alternatif Pengembangan
Ada beberapa yang bisa menjadi alternatif untuk pengembangan sekolah dengan konsep FAST yaitu:
- Karya keilmuan sebagai program khas terus dikembangkan sebagai model pembelajaran dan pengembangan budaya riset.
- Pengembangan kelas sains tahfidz menjadi sekolah sains tahfidz
- Pengembangan kurikulum sains melalui pendekatan ayat ayat semesta dalam alquran
- Pengembangan kurikulum pengembangan diri siswa berbasis akhlakul karimah.
- Memperkuat program TKK ACB dengan mengembangkan sub materi pendalaman wawasan keagamaan yang lebih mendalam berdasarkan ayat ayat pilihan.
- Guru-guru masih bisa dikembangkan kemampuannya dengan diberikan pelatihan-pelatihan baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
- Guru-guru di SMA Al Muttaqin masih relatif muda sehingga kemungkinan untuk berkembang masih memungkinkan. Pengembangan kemampuan guru meliputi kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran, kemampuan menulis karya tulis ilmiah yang saat ini masih belum optimal bisa dikembangkan dengan dipandu secara bertahap hingga mencapai kemampuan menulis yang baik.
- Pengembangan media komunikasi sekolah melalui majalah, web, line, WA.
- Jaringan alumni diberbagai perguruan tinggi yang mensuport pengembangan program adik kelasnya yang masih SMA.
Comments are closed.