827
Oleh Muhammad Ihsan Fadhilah (11 MIPA 4)
Hilir mudik kendaraan terdengar di malam yang mendung itu. Disaat semua orang berkeliaran dengan tujuan hiburan, dia masih disibukan oleh tugas kampusnya. Alex namanya, remaja berusia 18 tahun ini, merupakan salah satu mahasiswa universitas ternama dunia. Dia merupakan mahasiswa Coloumbia University dengan bidang jurusan ilmu komunikasi. Alex memilih unutk tinggal sendiri dengan menyewa apartemen kecil di area Kota New york. Kabar yang beredar mengatakan bahwa apartemen yang ia tinggali merupakan aparetemen angker. Meskipun begitu, Alex tetap memilih untuk tinggal disana karena alasan murahnya biaya sewa.
Setiap hari Alex melakukan seluruh aktivitasnya seorang diri, mulai dari melakukan pekerjaan rumah hingga pekerjaan kampusnya. Sebenarnya Alex terbiasa dengan pekerjaan rumah, namun yang membedakannya kali ini adalah dia harus membiasakan diri agar dapat mengatur waktu anatara melakukan pekerjaan rumah atau kampusnya.
Kelas pertama Alex biasanya dimulai pukul 08:00 pagi, Alex biasa berangkat lebih awal dengan tujuan agar tidak ketinggalan jadwal kereta. Hari itu sepertinya merupakan hari yang sial untuk Alex, kereta yang biasa beroperasi kala itu terhenti karena alasan renovasi. Alex pun menggunkan taxi yang tentunnya memerlukan biaya lebih. Sesampainya di kampus Alex melakukan aktivitas kelasnya seperti biasa.
Kelasnya baru berakhir di malam hari. Alex yang pada saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa baru, belum memiliki teman yang akrab sehingga dirinya tidak terbiasa nongkrong malam setelah kelasnya berakhir. Dia sesegera mungkin pulang ke apartemennya. Sesampainya di sana, alex merasakan sesuatu yang berbeda. Alex yang saat itu tengah berbaring di sofa, mendengar suara yang berasal dari dapurnya. Dengan sigap dia bergegas ke dapur untuk melihat kondisi di sana. Alex dibuat heran, dia mendapati tidak ada orang atau hal apa pun yang aneh di sana.
Keesokan harinya Alex masih melakukan aktivitasnya seperti biasa, namun yang berbeda kali ini adalah dia akan mengadakan kerja kelompok bersama kelompok yang telah di tentukan oleh dosen. Salah satu teman kelompok Alex bernama Stela, ternyata bertempat tinggal tidak jauh dari apartemen Alex. Mereka berencana untuk mengadakan makan malam di apartemen Alex “ Stel jangan lupa yah nanti malam mampir dulu…” kata Alex “ Ok… nanti ku bawakan masakan ku untuk hidangannya deh “
Malam itu pun tiba. Alex dan Stela berbincang soal topik yang sedang hangat di kampus seusai melakukan makan malam, hingga tanpa mereka sadari itu sudah larut malam. Keadaan mulai sepi saat itu, Alex tiba-tiba terlihat diam kebingungan,
“ Kamu kenapa Lex ? “ tanya Stela, “ Hah… enggak… barusan aku melihat sesuatu di ujung balkon sana, tapi sepertinya aku salah liat deh hehe…”
“ Oh… ya sudah kalau begitu aku pulang dulu yah, sudah larut gak baik kita berduaan malam-malam “
“ Iya iya… mari aku antar ke pintu. “
Keesokan harinya pemandangan berbeda didapatkan Alex, dia yang berniat pergi ke dapur untuk memasak pagi itu dikejutkan dengan seluruh makanan yang ada di kulkas berhamburan di lantai dengan pintu kulkas yang terbuka. Dengan dibarengi rasa takut, Alex memerikasa seluruh sudut apartemennya entah-entah ada hewan ataupun sesuatu yang beberapa hari meresahkan Alex. Namun tetap saja Alex tidak menemukan sesuatu yang aneh di apartemennya.
“ Kamu kenapa Lex, kok kayak yang kebingungan gitu ? “ tanya Stela.
“ Iya nih Stel, akhir-akhir ini aku mengalami hal-hal aneh.”
“ Aneh gimana maksudnya ? “ lanjut Stela.
“ Dua hari yang lalu aku mendengar suara-suara aneh saat aku sedang berbaring di sofa, lalu semalam aku melihat suatu bayangan aneh di ujung balkon, dan tadi pagi aku melihat keadaan dapur ku berantakan dengan makanan di kulkas berhamburan ke lantai. Kan aneh, ya gak sih ? “
“ Wahh itu sih aneh banget, kamu udah coba ke orang pintar? Ya kali aja emang ada sesuatu di apartemen kamu “
“ Hahahaha… ada ada aja kamu, setan mana mungkin bisa buka kulkas…, toh mereka kalo lapar juga gak mungkin kan makan hotdog ”
“ Iya… ya juga sih hahahaa…. “ jawab Stela sambil cengengesan.
Setelah seluruh kegiatan kampusnya selesai Alex memutuskan untuk langsung pulang ke apartemennya. Alex tiba di apartemennya cukup malam saat itu. Seperti biasa, dirinya disibukan dengan tugas kampus yang begitu menumpuk. Alex mengerjakan tugasnya hingga larut malam. Karena merasa sudah Lelah, dirinya pun menghentikan kegiatannya dan bergegas ke kamar untuk tidur.
Keesokan harinya Alex dikejutkan dengan hal yang belum pernah ia alami sebelumnya, betapa kaget nya Alex mendapati dirinya terbagun di lantai dapur. Keringat dingin disertai rasa takut menyelimuti Alex saat itu, tubuhnya tersa hangat, badannya terasa kaku seakan-akan sedang terbelenggu. Alex pun memutuskan untuk tidak mengikuti kegiatan di kampus hari itu. Teman Alex, Stela, merasa khawatir dirinya pun berinisiatif untuk menjenguk Alex sepulang dari kampus.
“ Kenapa nih tiba-tiba sakit ? “ tanya Stela.
“ Ahhh enggak…mungkin karena cuaca. Kan sebentar lagi musim dingin. “ jawab Alex sambil bergurau.
“ Yakin nih, cerita aja kali, aku orangnya terbuka kok, tapi pastinya enggak suka nyebarin gosip jadi aman lah kalo mau cerita sama aku.”
“ Hahaha mantap tuh, asik juga yah kamu orangnya, udah baik, cantik, pengertian lagi. Tipe-tipe pacar idaman aku banget…” gurau Alex.
“ Ihhhh apaan sihh…, gak jelas banget, yaudah ah aku mau pulang dulu mau sekalian ke pasar buat cari bahan masakan “
“ Asyik… jangan lupa ngirim yah ! Hehe …”
“ Hmmm… gimana nanti deh… oh iya, aku kirimin nomor telepon tanggap darurat ke kamu yah, kali aja kamu butuh” inisiatif Stela.
“ Ngapain? Aku gak sakit berat kok…, cuman gak enak badan aja, sama pegel-pegel nanti juga pulih sendiri. “ jawab Alex.
“ Yaudah sih siapa tau nanti butuh, udah tuh ke kirim. “
“ Ok deh, makasih Stela…”
Di malam harinya, Alex kembali menyibukan dirinya dengan tugas kampus. Dirinya yang sempat tidak hadir ke kelas dikarenakan sakit kala itu, harus mengejar materi yang tertinggal .Hal itu membuat aktivitas malam Alex semakin padat. Alex yang saat itu masih belum sepenuhnya pulih, sudah harus bertatapan dengan layar komputer serta alat elektronik lain yang membuat matanya lelah. Ia kembali mengerjakan tugasnya hingga larut malam, bahkan yang kali ini lebih larut dibandingkan malam sebelumnya. Setelah merasa cukup lelah Alex pun bergegas ke kamarnya untuk tidur.
Saat dirinya terbangun, Alex kembali tersadar di tempat yang tidak seharusnya dia berada. Alex terbangun di lantai dapur sama seperti malam sebelumnya. Alex semaking ketakutan karena ini bukan kali pertamanya dia mengalami hal serupa. Dengan tubuh yang masih lemas, Alex melihat sesosok bayangan mendekat menghampirinya. Alex yang masih belum sepenuhnya sadar hanya dapat terbaring lemah tak berdaya di lantai. Sembari ketakutan Alex berusaha untuk membangkitkan dirinya dan menjauh dari bayangan yang semakin lama semakin mendekat. Dengan sekuat tenaga beberapa kali Alex berusaha untuk berdiri namun tetap tidak bisa. Begitu sulit bagi Alex untuk menggerakan badannya. Alex berusaha meraih telepon genggam dengan harapan bisa mendapatkan pertolongan, dengan cara merangkak dirinya terus berusaha menjauh dari bayangan itu sembari berteriak- teriak
“ Pergi kamu !!! pergi !!! “.
Semakin dirinya berontak, bayangan dan suara-suara aneh itu semakin menyelimuti tubuh Alex.
Akhirnya Alex bisa meraih telpon genggamnya. Dengan jari jemari yang bergetar dirinya berusaha menghubingi temannya Stela. Suara Alex terdengar kacau, Stela bahkan tak mengerti apa yang Alex katakan, hal itu membuat Stela cemas dan memutuskan untuk melakukan panggilan darurat (911).
Sesampainya disana, Stela bersama para petugas tanggap darurat (911), dikejutkan karena mendapati Alex sudah tak sadarkan diri tergeletak di lantai kamarnya dengan kondisi apartemen yang sangat berantakan.
Setelah hampir 12 jam tak sadarkan diri, akhirnya Alex tersadar. Dia kebingungan mendapati dirinya sudah terbaring dengan infusan di tangannya.
“ Dimana ini ? kenapa aku disini ? “ tanya Alex.
“ Kamu semalam pingsan, jadi dilarikan ke rumah sakit”.
“ Semalam aku melihat ada bayangan besar mengahampiri ku dan suara-suara yang membuat telingaku sakit. Aku sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada ku.”
“ Baiklah untuk sekarang kamu istirahat dulu, nanti kamu ceritakan semua yang terjadi pada petugas. “ jawab Stela.
Setelah dilakukan olah TKP dan pemeriksaan dokter, dokter mengatakan bahwa Alex mengalami depresi ringan akibat padatnya aktivitas yang dia miliki, sehingga dirinya mudah untuk berhalusinasi seperti mendengar suara-suara bahkan melihat bayangan atau objek lain.
“ Lalu kenapa saya bisa terbangun di tempat yang tidak seharusnya ? apakah itu juga ada kaitannya karena depresi? “ tanya alex.
“ Terkadang disaat kita mengalami depesi, tubuh kita mengekspresikannya dengan berbagai cara. Untuk kasus kamu ini, depresi yang kamu alami menyebabkan kamu mengalami gangguan sleepwalking atau tidur berjalan. Nah kondisi sleepwalking ini juga bisa terjadi karena kamu kurang tidur. Waktu yang seharusnya digunakan oleh tubuh untuk beristirahat, malah digunakan untuk beraktivitas. Hal itu juga bisa menyebabkan kamu berhalusinasi karena kinerja organ tubuh mu sudah tidak optimal lagi.” jawab sang dokter.
“ Lalu kenapa saya bisa terbangun di tempat yang sama beberapa kali ? Apa itu juga hanya sebuah kebetulan” tanya Alex kebingungan.
“ Berdasarkan hasil olah TKP, posisi dapur dan kamar di apartemen mu berdekatan sehingga memudahkan kamu untuk sampai di sana. Hal itu juga bisa dipicu karena faktor presepsi/ sugesti yang kamu alami saat itu, bisa saja saat tertidur kamu berfikiran sedang akan makan / memasak makanan sehingga kamu bisa sampai di dapur. Kebetulan juga mungkin ketika kamu sampai disana, tubuh kamu tidak merespon lagi untuk melakukan sleepwalking. Sehingga ketika keadaan itu terjadi, kamu mendapati sudah terbangun di tempat lain, ya di dapur misalnya. “
Akhirnya setelah dilakukan pembiasaan pola hidup yang normal, Alex dapat menghirup ketenangan. Dirinya sudah tidak mengalami gangguan-gangguan aneh lagi saat malam tiba. Alex pun tersadar bahawa beristirahat yang cukup sangatlah penting bagi kehidupan, khususnya bagi kesehatan jiwa dan raga.
-Muhammad Ihsan Fadhilah-
11 MIPA 4